5 Negara Eropa Ini Utangnya Gede ke China, Bikin Geleng-Geleng
5 Negara Eropa yang dikenal mapan dan kuat ekonominya ternyata juga punya utang segunung ke China berskala besar.
Negara tirai bambu ini ternyata bukan cuma jago di bidang teknologi atau ekonomi dalam negerinya aja, tapi juga makin jadi “kreditur” utama dunia termasuk buat beberapa negara Eropa. Pembahasan mencakup latar belakang kerja sama bilateral yang melibatkan investasi infrastruktur, proyek energi, serta dampak geopolitik yang memengaruhi arah kebijakan pinjaman.
Dibawah ini CRAZY CHINA akan membahas memaparkan jumlah utang masing-masing negara secara rinci, termasuk Rusia yang menempati peringkat teratas dengan nominal utang mencapai Rp2.808 triliun.
1. Rusia – Rp2.808 Triliun
Rusia mungkin terkenal karena kekuatan militernya, tapi kalau urusan utang, negara ini juga ternyata “kuat” dalam hal jumlah. Berdasarkan data dari laporan keuangan global dan pengamatan beberapa lembaga keuangan dunia, Rusia tercatat memiliki utang ke China sebesar USD 174 miliar atau sekitar Rp2.808 triliun. Angka yang benar-benar nggak kecil!
Sebagian besar utang ini berasal dari proyek-proyek kerja sama infrastruktur, pembiayaan sektor energi, dan transaksi bilateral yang semakin erat antara Moskow dan Beijing. Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia memang makin akrab dengan China terutama sejak sanksi-sanksi dari negara Barat membanjiri mereka akibat konflik geopolitik.
Buat sebagian orang, ini mungkin jadi strategi jitu Rusia untuk tetap survive. Tapi di sisi lain, utang segede ini tentu tetap jadi beban ekonomi. Kalau nggak dikelola baik-baik, bisa-bisa jadi bom waktu.
2. Ukraina – Rp927 Triliun
Negara berikutnya yang punya utang besar ke China adalah Ukraina, dengan angka mencapai USD 57,4 miliar atau sekitar Rp927 triliun. Di tengah konflik yang masih berlangsung dengan Rusia, ekonomi Ukraina memang berada dalam tekanan berat. Banyak sektor yang hancur, dan negara ini pun terpaksa bergantung pada bantuan luar negeri termasuk pinjaman dari China.
Sebagian besar utang Ukraina ke China berasal dari kerja sama di sektor energi, infrastruktur, dan bantuan logistik selama masa krisis. Yang menarik, meskipun Ukraina juga mendapat banyak bantuan dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, pinjaman dari China tetap memiliki porsi besar dan menjadi penyelamat penting dalam beberapa proyek pembangunan.
Masalahnya, utang tetaplah utang. Krisis yang belum kunjung reda tentu bikin Ukraina makin berat buat bayar cicilan. Dan jangan lupa, bunga pinjaman China dikenal nggak serendah pinjaman dari IMF atau Bank Dunia. Jadi bisa dibayangkan betapa berat beban yang ditanggung negara ini ke depannya.
Baca Juga: Perjalanan Sejarah dan Keindahan Leshan Giant Buddha di Sichuan, China
3. Yunani – Rp441 Triliun
Nama Yunani memang udah lama identik dengan “krisis utang”. Negara ini pernah jadi sorotan dunia karena hampir bangkrut di awal dekade 2010-an. Nah, ternyata sampai sekarang, Yunani masih punya utang lumayan besar ke China, yaitu sekitar USD 27,3 miliar atau Rp441 triliun.
Sebagian besar dari pinjaman ini digunakan untuk proyek-proyek infrastruktur besar, seperti pelabuhan dan transportasi publik. Salah satu yang paling terkenal adalah akuisisi Pelabuhan Piraeus oleh perusahaan China, COSCO Shipping. Pelabuhan itu kini jadi salah satu pintu masuk utama barang-barang dari Asia ke Eropa.
Buat China, investasi ini strategis banget. Tapi buat Yunani, meski membantu perekonomian, tetap saja membuat mereka terikat dengan pinjaman dan komitmen jangka panjang. Ekonomi Yunani memang mulai pulih, tapi bayang-bayang utang besar ke China masih jadi PR yang belum kelar sampai hari ini.
4. Serbia – Rp321 Triliun
Meski bukan negara besar di Eropa, Serbia ternyata juga masuk dalam daftar ini. Total utangnya ke China mencapai sekitar USD 19,9 miliar atau sekitar Rp321 triliun. Kalau dibandingkan dengan ukuran ekonominya yang lebih kecil dari negara-negara lain di daftar ini, angka tersebut jelas tergolong besar.
China jadi salah satu pemberi pinjaman utama buat Serbia, khususnya di sektor transportasi, energi, dan proyek pembangunan jalur kereta api modern. Kerja sama ini dikenal luas sebagai bagian dari inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) yang memang aktif mendorong investasi China ke Eropa Timur.
Masalahnya, ketika terlalu tergantung pada satu kreditur, negara seperti Serbia bisa kehilangan ruang gerak ekonominya sendiri. Kalau sewaktu-waktu syarat pinjaman diperketat, Serbia bisa kena dampaknya secara langsung.
5. Belarusia – Rp276 Triliun
Belarusia jadi negara berikutnya yang masuk daftar dengan utang ke China sebesar USD 17,1 miliar atau sekitar Rp276 triliun. Sama seperti Rusia, negara ini punya hubungan politik yang erat dengan China, dan itu berimbas pada peningkatan kerja sama ekonomi.
Sebagian besar dana pinjaman digunakan untuk pengembangan energi dan militer. Di tengah sanksi dari negara-negara Barat, China jadi penyelamat ekonomi Belarusia dalam beberapa proyek strategis. Tapi di balik itu semua, utang tetaplah sesuatu yang harus dibayar, dan nilai Rp276 triliun jelas bukan nominal yang kecil bagi ekonomi seukuran Belarusia.
Kenapa Banyak Negara Eropa Ngutang ke China?
Ada beberapa alasan kenapa negara-negara ini lebih memilih China sebagai sumber pinjaman, antara lain:
-
Akses yang lebih mudah dibanding IMF atau Bank Dunia
-
Syarat pinjaman yang kadang lebih fleksibel
-
China nggak terlalu ikut campur urusan politik dalam negeri
-
Pendanaan besar untuk proyek infrastruktur jangka panjang
Tapi yang perlu diingat, bunga dan komitmen utang dari China kadang justru lebih berat karena sifatnya lebih komersial. Jadi walaupun kelihatannya gampang, utang ini tetap punya risiko besar buat ekonomi jangka panjang.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di CRAZY CHINA.
- Gambar Utama dari www.kompas.com
- Gambar Kedua dari www.cnbcindonesia.com