5 Pejabat China Dieksekusi Mati Karena Korupsi, Kasus Nomor 3 Bikin Geger!
Kasus korupsi china merupakan salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, termasuk China.
Sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia dan ekonomi yang terus berkembang pesat. China menghadapi tantangan besar dalam memberantas praktik korupsi di berbagai sektor pemerintahan dan bisnis.
Untuk menunjukkan komitmennya dalam memerangi korupsi, pemerintah China tidak segan-segan menjatuhkan hukuman berat. Termasuk hukuman mati, kepada pejabat yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi.
1. Cheng Kejie
Cheng Kejie adalah mantan Wakil Ketua Kongres Rakyat Nasional dan mantan Gubernur Guangxi. Ia dieksekusi mati pada tahun 2000 setelah terbukti menerima suap sebesar 41 juta yuan (sekitar Rp 88 miliar) selama menjabat sebagai pejabat pemerintah.
Kasusnya menjadi sorotan nasional karena melibatkan pejabat tinggi negara dan menunjukkan betapa seriusnya pemerintah China dalam menindak korupsi di tingkat atas.
2. Zheng Xiaoyu
Zheng Xiaoyu adalah mantan Kepala Administrasi Makanan dan Obat-obatan China (SFDA). Ia dieksekusi mati pada tahun 2007 setelah terbukti menerima suap sebesar 6,5 juta yuan (sekitar Rp 14 miliar) untuk menyetujui lisensi obat-obatan yang tidak memenuhi standar keamanan.
Kasusnya menyoroti bahaya korupsi dalam sektor kesehatan dan dampaknya terhadap keselamatan publik.
Baca Juga: WHO Ungkap Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Covid-19
3. Wen Qiang
Wen Qiang adalah mantan Direktur Biro Kehakiman Chongqing. Ia dieksekusi mati pada tahun 2010 setelah terbukti menerima suap sebesar 16 juta yuan (sekitar Rp 34 miliar) dan melindungi jaringan kriminal yang terlibat dalam perjudian, prostitusi, dan perdagangan narkoba.
Kasusnya menjadi bagian dari kampanye besar-besaran pemerintah China untuk memberantas korupsi dan kejahatan terorganisir di Chongqing.
4. Liu Zhijun
Liu Zhijun adalah mantan Menteri Perkeretaapian China. Ia dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan dua tahun pada tahun 2013 setelah terbukti menerima suap sebesar 64 juta yuan (sekitar Rp 137 miliar) dan menyalahgunakan kekuasaannya dalam proyek pembangunan kereta api berkecepatan tinggi.
Meskipun hukumannya kemudian dikurangi menjadi penjara seumur hidup. Kasusnya menyoroti korupsi dalam proyek infrastruktur besar di China.
5. Lai Xiaomin
Lai Xiaomin adalah mantan Ketua China Huarong Asset Management, salah satu perusahaan manajemen aset terbesar di China. Ia dieksekusi mati pada Januari 2021 setelah terbukti menerima suap lebih dari 1,79 miliar yuan (sekitar Rp 3,8 triliun), menjadikannya salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah modern China.
Kasusnya menyoroti korupsi di sektor keuangan dan menunjukkan tekad pemerintah China dalam membersihkan sektor tersebut dari praktik korupsi.
Pendekatan China Dalam Memberantas Korupsi
Pemerintah China telah lama mengadopsi pendekatan tanpa toleransi terhadap korupsi. Terutama sejak Presiden Xi Jinping meluncurkan kampanye anti-korupsi besar-besaran pada tahun 2012. Kampanye ini menargetkan “harimau dan lalat”.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pejabat tinggi dan rendah yang terlibat dalam korupsi. Sejak dimulainya kampanye ini, ribuan pejabat di berbagai tingkatan telah diselidiki, ditangkap, dan dihukum atas tuduhan korupsi.
Eksekusi mati terhadap pejabat yang terlibat dalam kasus korupsi besar menunjukkan betapa seriusnya pemerintah China dalam menindak praktik korupsi. Namun, pendekatan ini juga menimbulkan perdebatan mengenai efektivitas hukuman mati sebagai pencegah korupsi dan isu-isu hak asasi manusia terkait penerapan hukuman tersebut.
Tanggapan Dunia Internasional
Pendekatan keras China terhadap korupsi telah mendapatkan perhatian internasional. Beberapa negara memuji upaya China dalam memberantas korupsi, sementara yang lain mengkritik penggunaan hukuman mati sebagai bentuk hukuman.
Organisasi hak asasi manusia internasional telah menyuarakan keprihatinan mengenai transparansi proses peradilan dan kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia dalam penanganan kasus korupsi di China.
Meskipun demikian, pemerintah China tetap berkomitmen untuk melanjutkan kampanye anti-korupsi dan menegaskan bahwa tindakan tegas diperlukan untuk menjaga integritas pemerintah dan kepercayaan publik. Kasus-kasus seperti eksekusi pejabat tinggi yang terlibat dalam korupsi diharapkan dapat menjadi peringatan bagi pejabat lainnya dan mencegah praktik korupsi di masa depan.
Kesimpulan
Korupsi merupakan ancaman serius bagi stabilitas politik, ekonomi, dan sosial suatu negara. China telah menunjukkan komitmennya dalam memberantas korupsi melalui tindakan tegas. Termasuk penerapan hukuman mati bagi pejabat yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi.
Meskipun pendekatan ini menimbulkan perdebatan, pemerintah China percaya bahwa tindakan keras diperlukan untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Kasus-kasus seperti Cheng Kejie, Zheng Xiaoyu, Wen Qiang, Liu Zhijun, dan Lai Xiaomin menjadi contoh nyata bahwa tidak ada toleransi bagi praktik korupsi di China.