Krisis Seks di China Semakin Parah, Diperkirakan 2 Juta Penduduk Lenyap

China hadapi krisis seks yang mengkhawatirkan pada 2025, dengan penurunan populasi 2 juta jiwa dalam setahun menurut Biro Statistik Nasional.

Krisis-Seks-di-China-Semakin-Parah,-Diperkirakan-2-Juta-Penduduk-Lenyap

Salah satu penyebab utama penurunan ini adalah resesi hubungan badan yang semakin parah, ditandai dengan menurunnya angka pernikahan, aktivitas seksual, dan kelahiran di kalangan generasi muda. Berikut ini mengulas faktor penyebab, dampak, serta proyeksi masa depan terkait krisis ini.

tebak skor hadiah pulsa  

Penurunan Populasi yang Drastis

Menurut laporan resmi, jumlah penduduk China pada akhir 2024 mencapai 1,408 miliar, turun dari 1,410 miliar pada 2023. Penurunan 2 juta jiwa ini merupakan kelanjutan tren penurunan yang terjadi sejak 2022, saat populasi berkurang 850 ribu jiwa, dan 2023 dengan penurunan 2,8 juta jiwa.

Fenomena ini menandai perubahan besar setelah lebih dari 60 tahun pertumbuhan populasi yang stabil. Lembaga riset Economist Intelligence Unit (EIU) memperkirakan populasi China akan terus menyusut hingga mencapai 732 juta pada tahun 2100.

Resesi Seks dan Penurunan Angka Pernikahan

Resesi seks di China merupakan fenomena sosial di mana tingkat aktivitas seksual, pernikahan, dan kelahiran menurun drastis. Data menunjukkan angka pernikahan pada 2024 anjlok hampir 21 persen ke titik terendah sepanjang sejarah.

Banyak generasi muda memilih hidup sendiri dan menunda atau bahkan menolak menikah karena tekanan ekonomi, biaya hidup yang tinggi, dan perubahan pandangan sosial.

Perencana pernikahan di Beijing menyebut permintaan jasa pernikahan menurun drastis, beralih ke acara ulang tahun anak sebagai pengganti.

Faktor Ekonomi dan Sosial Penyebab Resesi Seks

Beberapa faktor utama yang menyebabkan resesi seks di China meliputi tingginya biaya membesarkan anak, harga rumah yang melambung, dan tingkat pengangguran yang meningkat, terutama di kalangan muda.

Selain itu, tekanan karir dan perubahan budaya patriarki juga memengaruhi keputusan generasi muda untuk menunda menikah dan memiliki anak.

Pemerintah China telah mengeluarkan berbagai kebijakan pro-natalis, seperti subsidi dan perpanjangan cuti melahirkan, namun hasilnya belum signifikan.

Baca Juga: Mobil Listrik Leapmotor Buatan Startup China Terima 48 Ribu Unit Pesanan

Dampak Ekonomi dan Sosial Dari Penurunan Populasi

Dampak-Ekonomi-dan-Sosial-Dari-Penurunan-Populasi

Penurunan populasi ini menjadi ancaman serius bagi pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi China. Kepala Risiko Negara Asia di BMI, Darren Tay, menyebut tren ini dapat menekan pertumbuhan PDB selama 10 tahun ke depan.

Selain itu, peningkatan jumlah lansia dan pensiunan menimbulkan beban fiskal yang berat bagi negara. EIU menyarankan peningkatan usia pensiun menjadi 65 tahun pada 2035 untuk mengurangi defisit anggaran pensiun dan meringankan beban pemerintah.

Upaya Pemerintah dan Tantangan ke Depan

Pemerintah China telah berupaya mendorong kebijakan pro-natalis dan mengubah pandangan sosial melalui pendidikan dan kampanye media. Presiden Xi Jinping bahkan menyerukan bimbingan ideologis untuk membentuk pandangan kaum muda tentang pernikahan dan keluarga.

Namun, perubahan budaya yang sudah mengakar dan tekanan ekonomi yang berat membuat upaya ini sulit membuahkan hasil dalam waktu singkat. Tantangan utama adalah menciptakan kondisi ekonomi dan sosial yang mendukung keluarga muda untuk memiliki anak.

Proyeksi Jangka Panjang dan Implikasi Global

Jika tren penurunan populasi terus berlanjut, China akan menghadapi krisis demografi yang parah dengan populasi yang menyusut drastis pada akhir abad ini. Hal ini tidak hanya berdampak pada ekonomi domestik, tetapi juga pada perekonomian global mengingat peran China sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Negara-negara lain di Asia Timur seperti Korea Selatan dan Jepang juga menghadapi masalah serupa, namun tingkat penurunan di China lebih cepat dan signifikan.

Kesimpulan

Krisis seks dan penurunan populasi di China yang menyebabkan hilangnya sekitar 2 juta penduduk dalam setahun merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera. Faktor ekonomi, sosial, dan budaya berkontribusi pada resesi seks yang memperburuk angka kelahiran dan pernikahan.

Dampaknya sangat luas, mulai dari tekanan pada pasar tenaga kerja hingga beban fiskal negara. Meskipun pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan pro-natalis, tantangan besar masih menanti untuk mengubah tren ini. Masa depan demografi China dan implikasinya bagi dunia sangat bergantung pada keberhasilan mengatasi krisis ini.

Buat anda yang ingin mengetahui informasi mengenai negeri China, kalian bisa kunjungi CRAZY CHINA, yang dimana akan selalu memberikan informasi terbaru mengenai China baik itu dari wisata, teknologi maupun tradisi dan budaya.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari cnbcindonesia.com
  2. Gambar Kedua dari money.kompas.com

Similar Posts