Heboh! China Klaim Punya ‘Pil Zombie’ Perpanjang Umur sampai 150 Tahun
Beberapa hari terakhir, industri bioteknologi Tiongkok mengejutkan dunia dengan kabar bahwa sebuah perusahaan startup Lonvi Biosciences.

Mereka menyebut senyawa utama mereka sebagai PCC1 (proanthocyanidin C1). Yang diambil dari ekstrak kulit biji anggur dan diuji di laboratorium untuk menargetkan sel-“zombie” (senescent cells) yaitu sel yang sudah menua dan berhenti berkembang tetapi masih aktif secara metabolik. Yang kemudian memicu peradangan dan kerusakan jaringan tubuh.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran CRAZY CHINA.
Pil Anti-Penuaan Lonvi Biosciences
Lonvi Biosciences, sebuah startup bioteknologi asal Shenzhen, Tiongkok. Mengklaim telah mengembangkan kapsul anti-penuaan yang berpotensi memperpanjang usia manusia hingga mendekati 150 tahun.
Senyawa utama yang digunakan adalah Procyanidin C1 (PCC1). Yang diekstrak dari biji anggur dan dilaporkan mampu menargetkan sel-senescent (dikenal juga sebagai “zombie cells”) yakni sel yang sudah berhenti membelah namun tetap aktif dan menghasilkan molekul peradangan yang merusak jaringan tubuh.
Lonvi menyebut bahwa dalam uji coba pada tikus. Penggunaan PCC1 menghasilkan peningkatan harapan hidup rata-rata sekitar 9,4 % dan peningkatan sisa harapan hidup hingga lebih dari 60 % dari titik pemulaan pengobatan.
Perusahaan juga menegaskan bahwa kapsul tersebut dirancang tidak hanya untuk memperpanjang usia. Tetapi juga untuk memperpanjang “healthspan” yaitu periode hidup dalam kondisi sehat dan produktif dengan harapan bahwa kombinasi antara pil ini. Gaya hidup sehat dan perawatan medis dapat mendorong manusia mencapai atau melewati usia 100 hingga 120 tahun.
Hasil Percobaan Pada Hewan
Lonvi Biosciences telah melakukan percobaan dengan PCC1 pada tikus dan melaporkan hasil yang menjanjikan. Tikus yang diberi PCC1 menunjukkan peningkatan usia hidup sekitar 9,4% secara keseluruhan.
Lebih mencengangkan lagi, tikus yang mulai menerima perawatan PCC1 sejak usia muda menunjukkan peningkatan sisa usia hingga 64%. Meskipun angka-angka ini belum dapat diterapkan secara langsung pada manusia, hasil ini telah menarik minat banyak pihak.
CTO Lonvi, Lyu Qinghua. Bahkan menyatakan bahwa hidup hingga 150 tahun adalah hal yang realistis dan dapat dicapai dalam beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: Jepang Siap Tempatkan Rudal Dekat Taiwan di Ketegangan Dengan China
Memburu Sel “Zombie”

Menurut paparan ilmiah perusahaan, senyawa PCC1 bekerja dengan menargetkan sel yang telah mengalami senescence yaitu sel yang berhenti membelah tetapi tidak mati. Dan kemudian mempromosikan lingkungan jaringan yang penuh stres oksidatif dan peradangan kronis (inflammaging).
Dengan mengeliminasi atau menghambat sel-zombie tersebut. Teori menyebutkan jaringan tubuh bisa “diremajakan”. Proses degradasi organ lambat, dan potensi hidup dalam kondisi sehat bisa meningkat.
Pada tikus, perusahaan menyatakan bahwa perlakuan dengan PCC1 bisa meningkatkan lifespan antara 9 % hingga bahkan 64 % tergantung usia awal pengobatan.
Walaupun demikian, perusahaan sendiri mengakui bahwa hasil tersebut bukan jaminan “kehidupan abadi” dan masih bergantung pada kombinasi dengan gaya hidup dan faktor lainnya.
Keterbatasan dan Tantangan Penelitian
Penelitian hingga saat ini masih sangat terbatas karena semua hasil yang diumumkan termasuk klaim perpanjangan hidup manusia hingga usia 150 tahun berdasarkan uji praklinis pada hewan. Khususnya tikus.
Sebagai contoh, senyawa PCC1 yang diujicobakan dilaporkan meningkatkan rentang hidup tikus hingga 9 % hingga 64 % tergantung kapan pengobatan dimulai.
Namun, penelitian pada manusia belum dilakukan secara luas atau dipublikasikan dalam jurnal peer-review yang kredibel. Sehingga belum dapat dipastikan apakah efek yang sama akan terjadi pada manusia. Ataupun seberapa aman penggunaannya jangka panjang.
Selain itu, terdapat tantangan besar terkait aspek regulasi etika. Dan translatabilitas hasil hewan ke manusia. Model hewan seringkali tidak bisa secara langsung merepresentasikan kompleksitas manusia termasuk faktor genetika. Lingkungan hidup serta gaya hidup yang berbeda.
Para ahli juga mengingatkan bahwa belum ada bukti cukup untuk menyimpulkan bahwa penghapusan atau pengurangan sel-senescent (sel tua) aman dan efektif dalam skala populasi manusia.
Kesimpulan
Terobosan pil anti-penuaan yang dikembangkan Lonvi Biosciences di Tiongkok menawarkan harapan baru dalam memperpanjang usia manusia melalui pendekatan pembersihan sel-senescent atau sel “zombie” yang memicu peradangan dan penyakit degeneratif.
Hasil uji coba pada tikus menunjukkan peningkatan rentang hidup hingga lebih dari 60 % dari titik awal pengobatan. Sehingga perusahaan menyatakan bahwa usia manusia berpotensi mencapai 150 tahun. Klaim ini juga sejalan dengan strategi nasional Tiongkok dalam memperkuat industri bioteknologi dan riset umur panjang sebagai bagian dari inovasi kesehatan masa depan.
Namun, seluruh klaim tersebut masih memerlukan pembuktian ilmiah lebih lanjut karena penelitian sejauh ini belum diuji secara luas pada manusia. Para ahli mengingatkan bahwa efektivitas hasil hewan tidak otomatis berlaku pada manusia yang memiliki kondisi biologis jauh lebih kompleks.
Selain tantangan ilmiah dan regulasi. Muncul pula isu etis dan sosial mengenai kesetaraan akses dan dampaknya terhadap struktur populasi jika usia manusia dapat diperpanjang secara drastis. Dengan demikian, meskipun pil ini menjanjikan, riset, pengawasan. Dan evaluasi mendalam tetap menjadi keharusan sebelum teknologi ini benar-benar dapat diaplikasikan secara umum.
Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita terkini. Wisata dan teknologi China hanya di CRAZY CHINA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari news.detik.com
- Gambar Kedua dari travel.detik.com