Taiwan Siapkan Rp 666 T Untuk Perkuat Pertahanan Hadapi Ancaman China

Taiwan kembali memperkuat langkah antisipasi menghadapi kemungkinan serangan China dengan rencana peningkatan anggaran pertahanan dalam skala besar.

Presiden Taiwan, Lai Ching-te, mengumumkan pemerintah akan mengajukan tambahan pendanaan pertahanan sebesar 40 miliar dollar AS sekitar Rp 666 triliun dalam beberapa tahun mendatang. Berikut ini CRAZY CHINA akan memberikan informasi lengkap mengenai langkah Taiwan memperkuat pertahanan menghadapi ancaman China.

 

Taiwan Tingkatkan Kesiapan Militer

Taiwan, yang selama ini dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya, terus memperkuat kemampuan militer untuk menghadapi ancaman invasi. Presiden Lai menekankan bahwa langkah ini bukan semata untuk membeli senjata, tetapi untuk membangun strategi pertahanan yang lebih efektif dan asimetris.

“Tujuan kami adalah memperkuat daya gentar dengan menambahkan biaya dan ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan Beijing terkait penggunaan kekuatan militer,” kata Lai dalam opini yang dipublikasikan di Washington Post. Dengan kata lain, Taiwan ingin memastikan setiap langkah agresif China akan menghadapi risiko besar.

Langkah pertahanan Taiwan ini didorong juga oleh desakan Amerika Serikat, yang mendorong Taipei untuk meningkatkan kemampuan pertahanan diri sebagai bagian dari stabilitas regional.

Fokus Pada Kemampuan Asimetris

Paket tambahan 40 miliar dollar AS ini akan digunakan tidak hanya untuk membeli persenjataan baru dari Amerika Serikat. Tetapi juga untuk memperkuat kemampuan defensif asimetris Taiwan. Strategi asimetris ini bertujuan membuat invasi potensial menjadi lebih sulit dan mahal bagi pihak agresor.

Taiwan selama ini menekankan pengembangan sistem pertahanan canggih seperti rudal presisi, drone tempur. Sistem pertahanan udara, dan kapal cepat untuk menghadapi kapal dan pasukan China. Dengan pendekatan ini, Taipei berharap dapat menahan invasi meski jumlah pasukan lebih kecil dibandingkan Beijing.

Selain itu, rencana ini juga memperkuat kesiapan Taiwan untuk menghadapi konflik jangka panjang, dengan fokus pada teknologi militer modern dan sistem pertahanan yang fleksibel.

Baca Juga: Inovasi Terbaru China, Membuka Akses Matahari Buatan Untuk Energi Bersih

Anggaran Pertahanan Taiwan Terus Naik

Rencana tambahan 40 miliar dollar AS ini berada di luar anggaran pertahanan Taiwan tahun depan, yang telah diajukan sebesar 949,5 miliar dollar Taiwan (sekitar Rp 504 triliun) atau 3,32 persen dari PDB. Pemerintah Taiwan sebelumnya menargetkan anggaran pertahanan tahunan meningkat. Hingga lebih dari 3 persen dari PDB pada 2025 dan 5 persen pada 2030.

Nilai tambahan terbaru ini bahkan melampaui angka 32 miliar dollar AS (sekitar Rp 533 triliun) yang sempat diungkap seorang anggota parlemen DPP kepada AFP, menunjukkan betapa agresifnya Taiwan dalam membangun kesiapan militer.

Peningkatan anggaran pertahanan ini menjadi sinyal jelas bahwa Taiwan bertekad menjaga keamanan nasionalnya dan menunjukkan ketegasan terhadap tekanan Beijing.

Tantangan Politik di Dalam Negeri

Meskipun ambisi pertahanan Taiwan semakin besar, pemerintah menghadapi rintangan politik signifikan. Mayoritas parlemen dikuasai partai oposisi Kuomintang (KMT), yang lebih mendorong hubungan dekat dengan China dan cenderung menolak. Pembelanjaan militer yang terlalu besar.

Ketua KMT yang baru terpilih, Cheng Li-wun, secara terang-terangan menolak rencana anggaran tambahan Presiden Lai. Dengan menyatakan bahwa Taiwan “tidak punya uang sebanyak itu.” Posisi ini membuat legislasi alokasi anggaran menjadi medan pertempuran politik yang krusial.

Presiden Lai harus menavigasi ketegangan antara kebutuhan strategis pertahanan dan realitas politik domestik. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan kemampuan militer Taiwan tidak hanya soal uang dan teknologi. Tetapi juga kemampuan diplomasi internal yang kuat.

Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita terbaru dan teknologi China hanya di CRAZY CHINA.

---