16 Jet Tempur JF‑17 Dibeli Khalifa Haftar Dari Pakistan‑China
Pakistan kini menjadi sorotan global setelah pemerintahnya menyetujui kesepakatan militer besar‑besaran dengan pasukan Khalifa Haftar di Libya.
Dalam perjanjian yang dilaporkan bernilai sekitar USD 4,6 miliar atau setara sekitar Rp 77 triliun, Islamabad sepakat untuk memasok peralatan militer, termasuk jet tempur buatan bersama dengan China, kepada Tentara Nasional Libya (Libyan National Army/LNA) yang dipimpin oleh Haftar.
Kesepakatan ini disebut oleh beberapa pihak sebagai salah satu kesepakatan ekspor senjata terbesar dalam sejarah Pakistan dan berpotensi mengubah dinamika militer di Libya.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran CRAZY CHINA.
Jet Tempur JF‑17 Peralatan yang Disepakati
Dalam draft perjanjian yang dilihat oleh media internasional, paket militer yang akan dikirim mencakup 16 unit jet tempur JF‑17 Thunder, jenis pesawat multiperan yang dikembangkan bersama oleh Pakistan dan China, serta 12 pesawat latih Super Mushak untuk pelatihan pilot.
Keseluruhan peralatan juga mencakup dukungan untuk operasi darat dan laut. Menunjukkan sifat kesepakatan yang luas serta bukan sekadar penjualan pesawat tempur semata.
Jet tempur JF‑17 sendiri dipasarkan sebagai platform yang relatif terjangkau namun mampu menjalankan berbagai misi udara. Dari serangan udara hingga pertahanan wilayah.
Pesawat ini telah menjadi andalan Angkatan Udara Pakistan dan dipromosikan ke beberapa negara di luar blok barat sebagai alternatif yang efisien untuk jet buatan Eropa atau Amerika Serikat.
Kontroversi di Balik Transaksi Besar Ini
Kesepakatan Pakistan dengan LNA ini tidak lepas dari kontroversi. Libya secara resmi berada di bawah embargo senjata Perserikatan Bangsa‑Bangsa sejak 2011, yang berarti aliran senjata ke negara tersebut secara teori dibatasi kecuali mendapatkan persetujuan khusus dari Dewan Keamanan PBB.
Meski begitu, pejabat Pakistan yang terlibat menegaskan bahwa kesepakatan itu tidak melanggar aturan internasional. Sementara beberapa pihak luar melihatnya sebagai pengabaian terhadap sanksi tersebut.
Konflik di Libya sendiri telah berlangsung selama bertahun‑tahun. Dengan negara itu terbagi antara pemerintah yang diakui PBB di barat dan kubu Haftar di timur yang mengendalikan banyak wilayah penting, termasuk ladang minyak.
Penjualan jet tempur ini bisa memperkuat posisi militer Haftar dan berpotensi memperpanjang konflik yang sudah lama berlangsung.
Baca Juga:
Motif Pakistan Dalam Kesepakatan Ini
Bagi Pakistan, kesepakatan ini merupakan langkah strategis dalam memperluas jejak industri pertahanannya di pasar global. Selama beberapa tahun terakhir, Islamabad bekerja keras untuk meningkatkan ekspor senjata.
Termasuk kerjasama dengan China yang memperkuat kemampuan produksi jet‑jet tempur seperti JF‑17. Dengan memasuki pasar Libya, Pakistan mencoba menunjukkan kemampuan industrinya untuk bersaing di luar rantai pasokan militer Barat.
Selain itu, Pakistan melihat peluang geopolitik dalam mempererat hubungan dengan faksi yang dikuasai Haftar, yang menguasai sumber daya minyak penting di Libya.
Dukungan militer seperti penjualan pesawat tempur bisa menjadi alat diplomasi sekaligus memperluas hubungan strategis di Afrika Utara sebuah wilayah yang semakin penting secara ekonomi dan politis.
Respons Dunia Internasional
Laporan penjualan jet tempur ini memunculkan kekhawatiran tentang eskalasi konflik dan pelanggaran embargo senjata terhadap Libya yang selama ini diberlakukan oleh PBB.
Banyak pihak menilai bahwa masuknya alutsista canggih ke wilayah konflik dapat memperpanjang ketidakstabilan dan menyulitkan proses rekonsiliasi nasional.
Jika keterlibatan Pakistan dalam transaksi ini dikonfirmasi, negara tersebut berpotensi menghadapi tekanan diplomatik dan sorotan internasional. Di sisi lain. China juga akan menjadi perhatian karena produk militernya digunakan dalam konflik yang sensitif.
Situasi ini menunjukkan bagaimana perdagangan senjata tidak hanya berdampak pada aspek militer. Tetapi juga membawa implikasi luas terhadap stabilitas regional dan hubungan internasional.
Ikuti selalu informasi menarik dari kami setiap hari, dijamin terupdate dan terpercaya, hanya di CRAZY CHINA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari international.sindonews.com
- Gambar Kedua dari detik.com