Pentagon Khawatir China Bisa Miliki 6 Kapal Induk Dalam 10 Tahun

Amerika Serikat melalui Departemen Pertahanan atau Pentagon menyatakan kekhawatirannya terhadap rencana ekspansi angkatan laut China.

Pentagon Khawatir China Bisa Miliki 6 Kapal Induk Dalam 10 Tahun

Laporan terbaru yang disampaikan kepada Kongres AS mengungkapkan bahwa Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (People’s Liberation Army Navy / PLAN) menargetkan untuk memiliki sekitar enam kapal induk tambahan dalam sepuluh tahun ke depan di luar kapal yang sudah ada, sebagai bagian dari modernisasi besar-besaran armada laut negeri itu.

Pernyataan ini bukan sekadar angka dan proyeksi teknis. Melainkan mencerminkan perubahan ambisi strategis China yang semakin fokus pada kemampuan proyeksi kekuatan di kawasan Indo-Pasifik.

Rencana tersebut menurut analis militer menunjukkan bahwa Beijing tidak hanya puas dengan kapal induk yang dimilikinya saat ini. Tetapi ingin memperluas kemampuan armadanya jauh melampaui kebutuhan operasional sehari-hari.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran .

tebak skor hadiah pulsa  

Perkembangan Kapal Induk China Hingga Saat Ini

Hingga akhir 2025, China telah mengoperasikan tiga kapal induk, yaitu Liaoning, Shandong, dan Fujian. Dengan yang terakhir merupakan desain domestik dan modern.

Kapal Fujian menandai langkah penting dalam kemampuan maritim China karena menggunakan teknologi electromagnetic aircraft launch system (EMALS), sebuah fitur canggih yang sebelumnya hanya digunakan oleh kapal induk Amerika Serikat.

Pengejaran kemampuan kapal induk yang lebih maju ini terjadi di tengah upaya China memperluas kehadiran angkatan lautnya di perairan yang lebih jauh dari garis pantai domestiknya.

Armada kapal induk menjadi simbol kekuatan laut modern yang tidak hanya berfungsi dalam konflik langsung. Tetapi juga sebagai alat diplomasi militer dalam mendukung kepentingan nasional di luar negeri.

Keseimbangan Kekuatan Laut Armada China

Menurut laporan Pentagon, pembangunan enam kapal induk tambahan oleh China selama sepuluh tahun ke depan bertujuan untuk memperkuat kemampuan PLAN dalam mempertahankan dan memperluas zona pengaruh maritimnya. Terutama di Laut China Selatan, Laut Filipina, dan wilayah Indo-Pasifik lainnya.

Dengan penambahan tersebut, total kekuatan kapal induk China bisa mencapai sembilan unit pada pertengahan 2030-an jika menghitung kapal yang sudah ada dan kapal yang sedang dibangun.

Penambahan unit kapal induk ini secara tak langsung akan memberikan China kemampuan lebih besar untuk membentuk kelompok serang kapal induk (carrier strike groups).

Kelompok serang semacam ini biasanya mencakup kapal pendukung, destroyer, kapal selam, dan pesawat tempur yang memberikan keunggulan strategis dalam visibilitas kekuatan serta operasi militer. Semakin banyak kapal induk yang dimiliki, semakin luas pula area patroli dan operasi yang bisa dikuasai.

Baca Juga:

Tantangan Bagi Dominasi Maritim AS

Tantangan Bagi Dominasi Maritim AS

Kekhawatiran Pentagon tidak hanya soal jumlah kapal induk. Tetapi juga mengenai implikasi geopolitik dari pertumbuhan cepat armada China.

Amerika Serikat saat ini masih mempertahankan keunggulan jumlah kapal induk dengan 11 unit yang tersebar di seluruh dunia, yang juga digunakan untuk menjamin keamanan jalur laut strategis dan dukungan sekutu di banyak kawasan.

Namun rencana ekspansi China menunjukkan dinamika kompetisi maritim yang semakin ketat. Jika rencana pembangunan enam kapal induk tersebut benar-benar terealisasi.

China akan semakin mendekati kapasitas angkatan laut AS dalam hal penyebaran kapal induk meskipun masih ada perbedaan dalam teknologi, pengalaman operasional, dan dukungan logistik.

Pentagon mengamati bahwa China juga meningkatkan kemampuan angkatan lautnya secara keseluruhan. Termasuk kapal perang, kapal selam, kapal pendarat amfibi. Serta sistem dukungan logistik yang mereka miliki.

Pengembangan kapal induk tidak terjadi dalam ruang hampa ini menjadi bagian dari strategi China untuk mendapatkan posisi tawar lebih besar di laut internasional yang memiliki banyak titik kepentingan geopolitik. Terutama kawasan yang menjadi jalur pelayaran penting bagi perdagangan global.

Sekutu di Kawasan Indo‑Pasifik

Pertumbuhan armada kapal induk China yang diprediksi akan mencapai enam tambahan dalam sepuluh tahun ke depan menjadi tantangan strategis bagi AS dan sekutunya.

AS selama ini mengandalkan kapal induk sebagai alat utama untuk proyeksi kekuatan di seluruh dunia. Termasuk di kawasan Indo‑Pasifik, yang menjadi fokus utama persaingan strategis antara Washington dan Beijing.

Dengan berkembangnya armada China, AS harus mempertimbangkan ulang strategi maritim dan aliansinya guna menjaga keseimbangan kekuatan regional.

Bagi negara-negara sekutu seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Perkembangan ini juga menjadi perhatian penting. Negara-negara ini memiliki hubungan pertahanan yang erat dengan AS dan bergantung pada stabilitas regional untuk keamanan dan ekonomi mereka.

Oleh karena itu, ekspansi armada kapal induk China tidak hanya menjadi isu bilateral AS-China. Tetapi juga merupakan bagian dari dinamika keamanan kolektif di kawasan.

Ikuti selalu informasi menarik dari kami setiap hari, dijamin terupdate dan terpercaya, hanya di CRAZY CHINA.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari international.sindonews.com
  • Gambar Kedua dari detik.com

Similar Posts