Bentrok Lagi! China Sanksi Pejabat Militer Jepang Gegara Taiwan, Akankah Perang Asia Pecah?
Ketegangan Asia meningkat setelah China menjatuhkan sanksi terhadap pejabat militer Jepang karena keterlibatan Taiwan, memicu kekhawatiran konflik.
Ketegangan China-Jepang memanas setelah Beijing menjatuhkan sanksi pada Shigeru Iwasaki, mantan Kepala Staf Gabungan Jepang, karena perannya sebagai penasihat Taiwan. Eskalasi ini menunjukkan hubungan kedua negara semakin genting, dengan isu Taiwan sebagai pemicu utama. Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang wisata dan berita seputaran CRAZY CHINA.
Sinyal Keras Beijing, Sanksi Untuk Mantan Pejabat Jepang
China telah mengirimkan sinyal tegas kepada Jepang dengan menjatuhkan sanksi terhadap Shigeru Iwasaki. Iwasaki adalah mantan Kepala Staf Gabungan Pasukan Bela Diri Jepang periode 2012-2014, yang kini menjabat sebagai konsultan kebijakan untuk Kabinet Taiwan sejak Maret.
Kementerian Luar Negeri China mengumumkan sanksi ini pada Senin, berdasarkan Undang-Undang Anti-Sanksi Asing. Langkah ini menjadi penegasan Beijing terhadap kedaulatannya atas Taiwan dan peringatan keras bagi pihak-pihak yang dianggap ikut campur.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi persnya, menegaskan bahwa “Masalah Taiwan adalah inti dari kepentingan utama China dan merupakan garis merah yang tidak boleh dilanggar.” Guo menuding Iwasaki telah berkolusi dengan “kekuatan separatis kemerdekaan Taiwan.”
Pemicu Eskalasi, Isu Taiwan Dan Respon Jepang
Ketegangan antara China dan Jepang mulai meningkat sejak awal November. Hal ini dipicu oleh pernyataan Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, yang menyebut kemungkinan blokade militer China terhadap Taiwan akan memicu intervensi militer bersama Jepang dan Amerika Serikat.
Pernyataan tersebut segera direspons Beijing dengan langkah-langkah balasan. China mengeluarkan peringatan perjalanan dan menangguhkan penerbangan ke Jepang, sembari menuduh Tokyo melakukan provokasi militer.
China mengklaim Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayahnya, meskipun pulau tersebut tidak pernah berada di bawah pemerintahannya. Beijing berulang kali menegaskan tekadnya untuk menguasai Taiwan, termasuk opsi penggunaan kekuatan militer jika diperlukan.
Baca Juga: China Tak Lagi Jadi Primadona, Ini Negara Pengganti Untuk Produksi Global
Reaksi Tokyo Dan Kekuatan Ekonomi Taiwan
Dari Tokyo, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Minoru Kihara, menyatakan kekecewaannya terhadap langkah Beijing. Kihara menilai China menekan seseorang hanya karena memiliki pandangan yang berbeda, menunjukkan ketidaksetujuan terhadap tindakan sanksi tersebut.
Kihara juga menegaskan bahwa Jepang akan terus menyampaikan posisinya kepada pihak China. Sikap ini mengindikasikan bahwa Jepang tidak akan gentar dengan tekanan Beijing dan akan mempertahankan prinsip-prinsipnya dalam hubungan internasional.
Duta Besar de facto Taiwan untuk Jepang, Lee Yi-yang, menyoroti peran strategis Jepang dalam rantai pasok semikonduktor global. Ia menyatakan bahwa Jepang menguasai sekitar 50% pangsa pasar material semikonduktor dan 30% peralatan terkait, yang sebagian besar diekspor ke China.
Sanksi Simbolis Dan Ancaman Balasan Ekonomi
Sanksi terhadap Iwasaki, seperti sanksi-sanksi Beijing sebelumnya terhadap politisi asing, dipandang bersifat simbolis. Langkah ini meliputi larangan masuk ke China, pembekuan aset yang mungkin dimilikinya di China, serta larangan bagi individu dan entitas China untuk menjalin bisnis dengannya.
Meskipun bersifat simbolis, sanksi ini mengirimkan pesan politik yang kuat tentang ketegasan China. Ini juga menjadi peringatan bagi pihak lain agar tidak terlibat dalam isu Taiwan yang dianggap Beijing sebagai urusan internal.
Lee Yi-yang menambahkan bahwa jika Jepang menggunakan kekuatan ekonominya sebagai langkah balasan, China juga akan merasakan dampak besar. Pernyataan ini menunjukkan potensi perang dagang yang dapat terjadi, di mana kedua negara memiliki kekuatan ekonomi yang saling terkait.
Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita terkini, wisata dan teknologi China hanya di CRAZY CHINA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari cnbcindonesia.com
- Gambar Kedua dari japan-forward.com