Bukan Sekadar Kota Futuristik: Sisi Lain Chongqing yang Jarang Terungkap
Chongqing, sebuah kota megapolis di barat daya Tiongkok, merupakan salah satu kota paling unik dan futuristik di dunia.
Kota ini berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir dan menjadi simbol kemajuan teknologi serta arsitektur modern. Namun di balik gemerlap lampu kota dan sistem transportasi canggih, tersimpan pula sisi lain kehidupan urban yang tidak banyak diketahui orang luar.
Di bawah ini, CRAZY CHINA akan membahas sisi lain dari kota futuristik Chongqing ini yang jarang diketahui banyak orang.
Keindahan Arsitektur dan Teknologi Futuristik
Salah satu daya tarik utama Chongqing adalah arsitektur modern dan desain kota yang mengesankan. Kota ini dipenuhi dengan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, jembatan-jembatan megah, serta bangunan ikonik seperti Chongqing Grand Theatre.
Teater ini tidak hanya menjadi pusat kesenian, tetapi juga simbol kemajuan arsitektur futuristik kota dengan fasad yang dapat menyala dengan cahaya LED berwarna-warni saat malam hari. Sistem transportasi kota ini juga luar biasa maju.
Chongqing memiliki jaringan kereta cepat dan monorel yang sangat efisien, bahkan menjadi salah satu kota pertama di Tiongkok yang menerapkan jalur monorel yang melintasi langsung bagian dalam gedung apartemen.
Stasiun Liziba, yang menjadi viral karena kereta yang seolah-olah “menembus” gedung tinggi, menjadi bukti nyata betapa inovatifnya desain kota ini. Jalur ini tidak hanya berfungsi sebagai transportasi publik, tetapi juga sebagai atraksi wisata tersendiri.
Sisi Lain yang Jarang Terungkap
Meskipun tampak seperti kota masa depan yang sempurna, Chongqing juga memiliki berbagai tantangan dan sisi kehidupan yang sering tidak tampak dalam potret wisata, seperti:
1. Minimnya Paparan Cahaya Matahari
Salah satu permasalahan yang dialami penduduk adalah kurangnya paparan sinar matahari, terutama di daerah pemukiman padat dengan gedung bertingkat tinggi.
Struktur vertikal kota ini menyebabkan sinar matahari sulit mencapai apartemen yang berada di antara gedung-gedung tinggi lainnya. Banyak warga yang hanya bisa menikmati cahaya matahari saat berada di ruang terbuka seperti taman atau jalan-jalan utama.
2. Tata Kota yang Vertikal dan Rumit
Chongqing dibangun di atas topografi yang sangat kompleks. Kota ini berada di antara pegunungan dan lembah serta diapit oleh dua sungai besar, yakni Sungai Yangtze dan Sungai Jialing. Hal ini membuat struktur kota bersifat vertikal dan bertingkat. Beberapa jalan berada di lantai satu suatu gedung, namun bisa juga berada di lantai 20 gedung lain yang berdiri di bawahnya.
Sistem jalan seperti ini membingungkan bahkan bagi penduduk lokal, terlebih lagi bagi wisatawan. Navigasi menggunakan aplikasi digital seperti Google Maps pun sering tidak efektif karena keterbatasan representasi vertikal. Jalan-jalan yang curam dan berkelok-kelok juga membuat penggunaan sepeda atau jalan kaki menjadi cukup berisiko dan melelahkan.
3. Kualitas Udara yang Kurang Baik
Chongqing dikenal dengan julukan “Kota Berkabut” bukan hanya karena letak geografisnya, tetapi juga karena tingginya tingkat polusi udara, terutama di musim dingin. Seiring dengan industrialisasi pesat selama beberapa dekade terakhir, banyak pabrik yang beroperasi di sekitar kota.
Kombinasi antara emisi industri, lalu lintas padat, dan topografi lembah yang cenderung menahan udara kotor menyebabkan kualitas udara memburuk. Ini tentu memberikan tantangan bagi kesehatan masyarakat.
Baca Juga:
Geografi yang Menciptakan Kota Tak Biasa
Keunikan Chongqing tidak lepas dari kondisi geografisnya. Terletak di wilayah berbukit dan di antara dua sungai besar, kota ini berkembang mengikuti kontur tanah yang tidak rata.
Hal ini membuat banyak infrastruktur, seperti jalan layang dan jalur kereta metro, harus dibangun menyesuaikan kontur alam. Ada rel kereta yang menembus bukit, ada pula jembatan yang melintasi lembah dalam dan tinggi.
Desain kota seperti ini menciptakan pengalaman visual yang luar biasa. Jalan tol bisa mengitari lereng bukit di ketinggian yang membuat pengguna merasa seperti sedang mengemudi di antara awan. Bahkan beberapa gedung memiliki akses langsung ke jalan tol dari lantai atas mereka.
Kehidupan Sehari-hari dan Budaya Lokal
Masyarakat Chongqing hidup di antara modernitas dan budaya tradisional yang kuat. Banyak warga tinggal di apartemen tinggi dengan desain campuran antara hunian di lantai atas dan area komersial atau perkantoran di lantai bawah. Gaya hidup urban ini menciptakan efisiensi, namun juga tantangan tersendiri dalam keseimbangan hidup.
Kawasan seperti Jiefangbei menjadi pusat kehidupan kota, dipenuhi dengan pusat perbelanjaan modern, restoran, dan ruang publik bagi masyarakat. Di sisi lain, budaya lokal tetap kental terutama melalui kuliner khas Chongqing, yakni masakan pedas seperti hot pot yang melegenda.
Hot pot di Chongqing terkenal dengan kuah pedas yang mendidih dan penuh rempah, menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun internasional.
Kesimpulan
Chongqing adalah kota yang luar biasa dalam banyak aspek. Ia merupakan cerminan dari kemajuan teknologi, arsitektur futuristik, dan kekuatan ekonomi modern. Namun di balik kemewahan itu, kota ini juga menghadapi tantangan nyata kualitas udara yang memburuk, tata kota yang membingungkan, dan kurangnya cahaya matahari bagi penduduknya.
Keunikan geografisnya menciptakan tantangan sekaligus keindahan visual yang sulit ditemukan di tempat lain. Chongqing bukan hanya kota yang layak dikunjungi, tetapi juga menjadi studi menarik tentang bagaimana kota masa depan dibentuk oleh alam dan manusia secara bersamaan.
Simak dan ikuti terus CRAZY CHINA agar Anda tidak ketinggalan berita informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari inet.detik.com