China Balas Trump, Naikkan Tarif 34% Untuk Barang dari AS
Eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok pada April 2025 menyoroti kompleksitas dan risiko dalam hubungan perdagangan internasional.
Langkah ini menandai eskalasi signifikan dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia dan memicu kekhawatiran akan dampak luas terhadap perekonomian global. Pengumuman kenaikan tarif sebesar 34% oleh Tiongkok terhadap produk-produk Amerika Serikat langsung mengguncang pasar global.
Latar Belakang Ketegangan Perdagangan
Sejak awal masa jabatan keduanya, Presiden Trump telah mengadopsi pendekatan proteksionis dalam kebijakan perdagangannya. Pada Februari 2025, Trump menandatangani Perintah Eksekutif 14195 yang memberlakukan tarif 10% pada semua impor dari Tiongkok.
Sebagai balasan, Tiongkok menerapkan tarif 15% pada produk energi dan mesin pertanian dari AS, serta menambahkan beberapa perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan. Eskalasi berlanjut pada Maret 2025 ketika AS meningkatkan tarif menjadi 20%, yang direspons Tiongkok dengan tarif tambahan pada produk pertanian AS dan pembatasan impor kayu.
Pengumuman Tarif Balasan Oleh Tiongkok
Pada 4 April 2025, Kementerian Keuangan Tiongkok mengumumkan bahwa mulai 10 April, semua produk impor dari AS akan dikenakan tarif tambahan sebesar 34%. Langkah ini dimaksudkan untuk mencerminkan tarif yang sebelumnya diberlakukan oleh AS terhadap produk Tiongkok.
Kebijakan ini diumumkan oleh Kementerian Keuangan Tiongkok dalam pernyataan yang disiarkan melalui media nasional. Sebagai bentuk balasan langsung terhadap langkah Presiden Donald Trump yang sebelumnya menaikkan tarif impor barang-barang Tiongkok.
Langkah ini merupakan sinyal tegas bahwa Beijing tidak akan tinggal diam dan akan menggunakan seluruh instrumen perdagangan yang dimilikinya untuk melindungi kepentingan ekonominya. Menurut pernyataan resmi, tarif ini akan mencakup berbagai kategori barang mulai dari produk pertanian, otomotif, teknologi, hingga barang konsumsi.
Baca Juga:
Dampak Pada Pasar Global
Pengumuman ini segera mempengaruhi pasar keuangan global. Indeks saham utama di AS, termasuk S&P 500 dan Nasdaq, mengalami penurunan hampir 3%. Pasar di Eropa dan Asia juga merasakan dampaknya, dengan indeks FTSE 100 di Inggris dan Nikkei di Jepang mengalami penurunan signifikan. Investor khawatir bahwa eskalasi perang dagang ini dapat mendorong perekonomian global menuju resesi.
Tindakan Tambahan Oleh Tiongkok
Selain menaikkan tarif, Tiongkok juga mengambil langkah-langkah lain sebagai bentuk pembalasan. Negara tersebut memberlakukan pembatasan ekspor pada elemen tanah jarang yang penting bagi industri teknologi dan pertahanan AS.
Selain itu, Tiongkok menghentikan impor dari beberapa perusahaan unggas AS dengan alasan masalah kesehatan. Tindakan ini menunjukkan bahwa Tiongkok memanfaatkan posisinya sebagai pemasok utama bahan baku penting untuk menekan AS dalam negosiasi perdagangan.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di CRAZY CHINA.
- Gambar Pertama dari tempo.co
- Gambar Kedua dari jawapos.com