China Bekukan Ekspansi Industri Baja Baru Sampai 2030

Industri baja Tiongkok, raksasa global yang selama ini dikenal dengan kapasitas produksinya yang masif, kini memasuki era baru.

China Bekukan Ekspansi Industri Baja Baru Sampai 2030

Sebuah kebijakan penting telah diumumkan oleh Beijing yang akan mengubah peta persaingan industri baja dunia. ​Tiongkok secara resmi melarang penambahan kapasitas baja baru hingga tahun 2030, sebuah langkah strategis yang didorong oleh berbagai faktor, mulai dari isu lingkungan hingga kelebihan pasokan.​

Kebijakan ini bukan sekadar regulasi biasa, melainkan cerminan dari visi jangka panjang Tiongkok untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan. Berikut ini, CRAZY CHINA akan menyelami lebih dalam implikasi dari kebijakan ambisius ini.

tebak skor hadiah pulsa  

Moratorium Kapasitas Baja Baru, Langkah Strategis Tiongkok

Pada Jumat (26/12), Tiongkok mengumumkan akan melanjutkan pengendalian produksi baja mentah dan secara tegas melarang penambahan kapasitas baru yang ilegal. Kebijakan ini akan berlaku sepanjang periode 2026 hingga 2030, menandai komitmen serius pemerintah. Langkah ini merupakan bagian integral dari Rencana Lima Tahun ke-15 negara tersebut, yang memiliki fokus ganda.

Tujuan utama dari kebijakan ini adalah membatasi emisi karbon yang dihasilkan oleh industri baja, yang merupakan salah satu penyumbang terbesar polusi. Selain itu, kebijakan ini juga dirancang untuk mengatasi masalah kelebihan kapasitas produksi baja yang telah lama membelit industri baja terbesar di dunia ini. Kelebihan pasokan telah menyebabkan harga baja anjlok dan profitabilitas menurun.

Larangan penambahan kapasitas baru ini diharapkan dapat menyeimbangkan kembali penawaran dan permintaan di pasar baja domestik. Dengan demikian, diharapkan dapat menciptakan lingkungan pasar yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi produsen baja di Tiongkok. Ini adalah upaya untuk restrukturisasi industri secara besar-besaran.

Tren Penurunan Produksi Dan Problematika Properti

Dalam 11 bulan pertama tahun 2025, produksi baja mentah Tiongkok mencatat penurunan signifikan sebesar 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka total produksi mencapai 892 juta ton, menunjukkan tren penurunan yang konsisten. Dengan tren ini, diperkirakan total produksi baja sepanjang tahun 2025 akan berada di bawah 1 miliar ton.

Ini akan menjadi kali pertama produksi baja Tiongkok berada di bawah angka 1 miliar ton dalam enam tahun terakhir. Penurunan ini bukan tanpa sebab, melainkan akibat dari tekanan yang terus-menerus. Sektor properti domestik yang lesu berkepanjangan menjadi faktor utama.

Sektor properti yang tertekan telah memukul konsumsi baja dalam negeri secara drastis. Hal ini secara langsung memperparah masalah kelebihan kapasitas yang sudah ada. Kondisi ini membuat industri baja Tiongkok berada di persimpangan jalan yang menuntut perubahan mendalam.

Baca Juga: Tablet Dual-OS China, Android dan Windows Dalam Satu Perangkat

Ketidakseimbangan Pasokan Dan Permintaan

Ketidakseimbangan Pasokan Dan Permintaan

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Tiongkok, lembaga perencana negara, secara terbuka mengakui adanya masalah serius. Mereka menyatakan bahwa industri bahan baku, termasuk baja, saat ini menghadapi masalah ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan yang signifikan. Kondisi ini menuntut intervensi kebijakan.

NDRC menekankan bahwa industri bahan baku perlu memperdalam reformasi sisi penawaran pada periode 2026–2030. Ini bukan sekadar penyesuaian kecil, melainkan sebuah transformasi fundamental. Mereka mendorong penerapan “prinsip seleksi alam atau survival of the fittest.”

Prinsip ini berarti perusahaan baja yang tidak efisien atau tidak mampu beradaptasi akan tersingkir. Ini akan menyisakan produsen yang lebih kuat dan efisien. Tujuannya adalah menciptakan industri yang lebih tangguh dan kompetitif.

Masa Depan Industri Baja Global

Kebijakan larangan penambahan kapasitas baja baru ini memiliki implikasi luas, tidak hanya untuk Tiongkok tetapi juga untuk pasar baja global. Dengan produksi Tiongkok yang lebih terkontrol, dinamika penawaran dan permintaan di tingkat global kemungkinan akan berubah. Ini bisa mempengaruhi harga dan pasokan baja internasional.

Para pembuat kebijakan berharap langkah ini akan mendorong inovasi dan efisiensi di antara produsen baja Tiongkok. Mereka harus berinvestasi pada teknologi yang lebih bersih dan proses produksi yang lebih efisien untuk tetap bertahan. Ini adalah dorongan menuju modernisasi industri.

Pada akhirnya, kebijakan ini adalah bagian dari strategi Tiongkok untuk mencapai pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berkualitas tinggi. Ini menunjukkan pergeseran prioritas dari pertumbuhan kuantitatif menuju pertumbuhan yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.

Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita terbaru China hanya di CRAZY CHINA.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari ekbis.sindonews.com
  • Gambar Kedua dari msn.com

Similar Posts