Hadapi Tekanan China, Jepang Genjot Anggaran Pertahanan Rp973 Triliun

Hadapi tekanan China, Jepang menaikkan anggaran pertahanan hingga Rp973 triliun demi memperkuat militer dan stabilitas kawasan.

Hadapi Tekanan China, Jepang Genjot Anggaran Pertahanan Rp973 Triliun

Ketegangan geopolitik di kawasan Asia Timur kian memanas. Jepang mengambil langkah strategis dengan meningkatkan anggaran pertahanan secara signifikan hingga Rp973 triliun sebagai respons atas meningkatnya tekanan dari China.

Kebijakan ini menandai perubahan besar dalam arah pertahanan Jepang dan berpotensi memengaruhi keseimbangan kekuatan di kawasan. Simak ulasan lengkapnya di CRAZY CHINA.

tebak skor hadiah pulsa  

Jepang Setujui Anggaran Pertahanan Terbesar Sepanjang Sejarah

Pemerintah Jepang resmi menyetujui anggaran pertahanan senilai lebih dari 58 miliar dolar AS atau setara Rp973 triliun untuk tahun fiskal 2026. Keputusan ini menandai rekor tertinggi dalam sejarah belanja militer Jepang dan diambil di tengah meningkatnya ketegangan keamanan kawasan, khususnya dengan China.

Dan akan naik sekitar 9,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan menjadi bagian penting dari percepatan modernisasi militer Tokyo. Anggaran fiskal yang mulai berlaku pada April 2026 ini merupakan tahun keempat dari rencana pertahanan lima tahunan Jepang yang bertujuan menggandakan belanja militer hingga mencapai 2 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Jika target ini tercapai, Jepang diperkirakan akan menempati posisi ketiga sebagai negara dengan anggaran pertahanan terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat dan China.

Strategi Tokyo Hadapi Lingkungan Keamanan Yang Memburuk

Menteri Pertahanan Jepang, Shinjiro Koizumi, menegaskan bahwa peningkatan anggaran tersebut merupakan langkah minimum yang harus diambil untuk menjaga keamanan nasional. Menurutnya, Jepang saat ini menghadapi situasi keamanan paling kompleks sejak era pascaperang, dengan tantangan geopolitik yang terus berkembang di kawasan Asia Timur.

Rancangan anggaran ini masih memerlukan persetujuan parlemen sebelum disahkan secara resmi pada Maret mendatang. Tokyo menilai penguatan militer perlu dilakukan untuk memastikan kesiapan jangka panjang, terutama dalam menghadapi potensi konflik regional serta menjaga stabilitas jalur perdagangan dan keamanan wilayah maritim Jepang.

Baca Juga: China Bakar Bendera Doa di Tibet, Isu Represi Budaya Memanas

Fokus Pengadaan Senjata Dan Teknologi Pertahanan

Fokus Pengadaan Senjata Dan Teknologi Pertahanan 700

Dalam anggaran terbaru ini, Jepang mengalokasikan dana besar untuk penguatan sistem persenjataan dan teknologi militer. Salah satu fokus utama adalah pengadaan rudal permukaan-ke-kapal Type-12 buatan dalam negeri dengan jangkauan hingga 1.000 kilometer.

Sekitar 177 miliar yen disiapkan untuk proyek ini, dengan penempatan awal direncanakan di Prefektur Kumamoto, wilayah barat daya Jepang, lebih cepat dari jadwal semula. Selain itu, Jepang juga menganggarkan hampir 100 miliar yen untuk pengembangan sistem pertahanan berbasis drone.

Program ini mencakup drone udara, permukaan laut, dan bawah laut yang terintegrasi dalam sistem bernama SHIELD.

Ketegangan Dengan China Dan Respons Beijing

Peningkatan belanja militer Jepang berlangsung di tengah memburuknya hubungan dengan China. Ketegangan meningkat setelah pernyataan Perdana Menteri Jepang yang menyinggung kemungkinan keterlibatan Tokyo jika terjadi konflik di Taiwan.

Situasi semakin memanas menyusul latihan kapal induk China di dekat wilayah Jepang barat daya yang memicu protes diplomatik dari Tokyo. Menanggapi kebijakan Jepang, pemerintah China menyampaikan keberatan keras.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menilai peningkatan anggaran pertahanan Jepang mencerminkan dorongan kelompok nasionalis untuk menghidupkan kembali militerisme. Beijing memperingatkan bahwa langkah tersebut berpotensi mengganggu stabilitas Asia Timur dan meningkatkan ketegangan regional.

Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita terbaru China hanya di CRAZY CHINA.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari sindonews.com
  • Gambar Kedua dari voaindonesia.com

Similar Posts