Kacau! Pertunjukan Drone dan Kembang Api di China Berubah Menjadi Petaka
Sebuah pertunjukan drone dan kembang api di Liuyang, China, berubah mencekam saat malfungsi teknis membuat percikan api jatuh ke penonton.
Peristiwa yang terjadi pada 2 Oktober 2025 itu awalnya dirancang sebagai perayaan spektakuler, namun berakhir bak “hujan api” yang menakutkan.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran CRAZY CHINA.
Faktor Cuaca dan Risiko Kering
Laporan awal dari media internasional, termasuk The Sun, menunjukkan bahwa kondisi cuaca ekstrem menjadi faktor utama insiden ini. Liuyang saat itu dilanda cuaca panas dan kering, dengan kelembapan rendah yang membuat percikan api mudah menyebar dan berpotensi memicu kebakaran.
Para ahli keselamatan menekankan bahwa kombinasi cuaca kering dan penggunaan kembang api skala besar selalu berisiko tinggi. Dalam insiden ini, cuaca panas mempercepat penyebaran percikan api, sehingga kendali pertunjukan menjadi lebih sulit. Meski area pertunjukan telah dirancang dengan standar keamanan, risiko tetap meningkat karena pengaruh faktor alam yang tidak bisa diprediksi sepenuhnya.
Pemerintah setempat segera menetapkan zona evakuasi sejauh satu mil di sekitar lokasi pertunjukan dan menurunkan tim pemadam kebakaran tambahan. Kebakaran kecil sempat muncul di beberapa titik kota, namun berhasil dipadamkan dalam hitungan menit. Beruntung, tidak ada laporan korban luka dalam kejadian tersebut.
Kepanikan dan Reaksi Penonton
Video dan foto dari lokasi menunjukkan kepanikan yang melanda penonton. Banyak orang berlari menyelamatkan diri, sementara sebagian mencoba melindungi tubuh mereka dengan kursi atau benda lain dari percikan api yang jatuh.
Di media sosial, warganet mengekspresikan ketakutan dan kekesalan mereka. Beberapa komentar menekankan bahaya pertunjukan di atas kerumunan, seperti: “Acara seperti ini seharusnya tidak dilakukan di atas penonton. Lebih aman jika dilakukan di atas air.”
Ada pula komentar dengan nada humor gelap, misalnya: “Sekarang, payung tahan api pasti laris manis,” atau “Menakutkan sekaligus lucu dalam waktu bersamaan.” Reaksi ini menunjukkan bagaimana insiden bisa menjadi sorotan publik sekaligus bahan diskusi soal keselamatan pertunjukan berskala besar.
Baca Juga: Mogao Caves, Lukisan dan Patung Buddha Berusia Ribuan Tahun
Liuyang Kampung Halaman Kembang Api
Liuyang dikenal sebagai “kampung halaman kembang api” di China. Kota ini rutin menggelar pertunjukan piroteknik berskala besar yang menarik puluhan ribu wisatawan setiap tahun. Pada awal 2025, tercatat lebih dari 160.000 orang menghadiri pesta kembang api Tahun Baru di kota ini.
Pertunjukan kembang api di Liuyang memang menjadi daya tarik utama, namun insiden terbaru menimbulkan perdebatan serius soal keselamatan. Penggunaan teknologi drone yang dipadukan dengan bahan peledak tradisional membutuhkan perencanaan matang, pengawasan cuaca ketat, serta area penonton yang aman dan cukup jauh dari titik ledakan.
Penyelenggara pertunjukan dan pihak berwenang kini menghadapi tekanan untuk meninjau ulang protokol keselamatan, terutama dalam acara yang menggabungkan teknologi modern dan kembang api skala besar.
Pelajaran Dari Hujan Api di Liuyang
Meski pihak berwenang memastikan situasi terkendali dan tidak ada korban, insiden di Liuyang menjadi peringatan penting bagi penyelenggara pertunjukan udara di seluruh dunia. Pertunjukan drone dan kembang api memang menghasilkan visual megah dan inovatif, tetapi risiko keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama.
Pemerintah dan penyelenggara kini diharapkan memperketat pengawasan cuaca, meninjau ulang posisi penonton, dan memastikan sistem keamanan yang memadai untuk mencegah insiden serupa. Keseimbangan antara hiburan spektakuler dan keselamatan publik harus menjadi fokus utama agar tontonan megah tidak berubah menjadi momen mengerikan.
Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita wisata dan teknologi China hanya di CRAZY CHINA.