Kemhan Siapkan Langkah Beli Pesawat Tempur J-10C Buatan China

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan) tengah membuka peluang untuk membeli pesawat tempur J-10C buatan China.

Kemhan-Siapkan-Langkah-Beli-Pesawat-Tempur-J-10C-Buatan-China

Langkah ini menjadi perhatian publik karena potensi perubahan strategi pertahanan udara Indonesia di tengah dinamika geopolitik regional. akan memberikan ulasan lengkap mengenai rencana pembelian, evaluasi, dan pertimbangan yang dilakukan Kemhan.

tebak skor hadiah pulsa  

Awal Mula Tawaran dan Evaluasi Kemhan

Rencana pembelian pesawat tempur J-10C bermula dari kunjungan Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, ke pameran alutsista di China. Di sana, pihak China menawarkan pesawat tempur tersebut kepada delegasi Indonesia.

Wakil Menteri Pertahanan, Donny Ermawan Taufanto, menyatakan bahwa Kemhan tidak menutup kemungkinan membeli J-10C jika pesawat tersebut memenuhi kriteria teknis dan kebutuhan TNI AU.

“Kalau memang kita evaluasi, pesawat ini bagus, ya memenuhi kriteria yang kita tetapkan, apalagi harganya murah, ya kenapa tidak,” ujar Donny saat ditemui di kantor Kemhan, Jakarta Pusat.

Kriteria dan Pertimbangan Teknis

Kemhan dan TNI AU melakukan evaluasi mendalam terkait kemampuan pesawat J-10C, termasuk aspek kemampuan terbang, jarak tempuh, persenjataan yang dapat dibawa, serta integrasi dengan sistem alutsista yang sudah dimiliki Indonesia. Selain itu, faktor harga menjadi pertimbangan penting mengingat anggaran pertahanan yang terbatas.

Donny menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara yang menganut politik bebas dan aktif memiliki kebebasan untuk menjalin kerja sama pertahanan dengan berbagai negara, termasuk China. Namun, keputusan akhir tetap akan mempertimbangkan berbagai aspek teknis dan strategis.

Posisi Indonesia Dalam Politik Luar Negeri dan Alutsista

Indonesia selama ini dikenal sebagai negara non-blok yang tidak berpihak pada salah satu blok kekuatan dunia. Hal ini memberikan keleluasaan dalam memilih sumber alutsista dari berbagai negara, baik Barat maupun Timur. Pembelian J-10C dari China dianggap sebagai langkah pragmatis untuk memenuhi kebutuhan modernisasi TNI AU tanpa terjebak pada tekanan geopolitik.

Kepala Staf TNI AU juga menyatakan kesiapan menerima alutsista dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, dan China, sesuai dengan kebijakan pemerintah dan kebutuhan pertahanan nasional.

Baca Juga: Jejak Sejarah Tembok Besar China, Warisan Peradaban yang Mendunia

Pengaruh Performa J-10C di Konflik Regional

Pengaruh-Performa-J-10C-di-Konflik-Regional

Pesawat tempur J-10C mendapat sorotan setelah digunakan oleh Angkatan Udara Pakistan dalam konflik udara dengan India di wilayah Kashmir pada Mei 2025. Dalam pertempuran tersebut, J-10C diklaim berhasil menembak jatuh beberapa pesawat tempur India, termasuk Rafale dan Su-30.

Keberhasilan ini menambah daya tarik J-10C sebagai pesawat tempur yang battle proven dan layak dipertimbangkan untuk TNI AU. Namun, para analis juga mengingatkan bahwa kemenangan dalam pertempuran tidak hanya bergantung pada pesawat, tetapi juga strategi, dukungan radar, dan sistem kontrol udara yang terintegrasi.

Potensi Pengadaan dan Modernisasi TNI AU

Media daring melaporkan bahwa Indonesia berpotensi membeli sekitar 42 unit pesawat J-10 bekas dari China sebagai bagian dari program modernisasi TNI AU. Selain itu, negosiasi juga sedang berlangsung untuk pengadaan pesawat Su-35 dari Rusia.

Jika terealisasi, langkah ini akan menjadi perubahan signifikan dalam strategi modernisasi alutsista Indonesia yang sebelumnya lebih fokus pada peralatan Barat. Pengadaan pesawat ini juga diharapkan dapat mempercepat peningkatan kemampuan tempur TNI AU dan menyesuaikan dengan perkembangan ancaman di kawasan.

Tahapan Selanjutnya dan Pengumuman Resmi

Saat ini, Kemhan dan TNI AU masih dalam tahap evaluasi dan pendalaman teknis terkait pesawat J-10C. Belum ada keputusan final atau kontrak resmi yang diumumkan. Proses ini melibatkan berbagai lembaga terkait. Termasuk Dewan Penentu Alutsista (Wantualut), yang akan menentukan jenis dan jumlah alutsista yang akan dibeli.

Pengumuman resmi kemungkinan akan dilakukan pada ajang Indo Defence 2025 yang digelar pada Juni 2025, sebagai bagian dari strategi komunikasi dan transparansi pemerintah.

Kesimpulan

Kementerian Pertahanan Indonesia membuka peluang untuk membeli pesawat tempur J-10C buatan China sebagai bagian dari upaya modernisasi TNI AU. Evaluasi menyeluruh terkait kemampuan teknis, harga, dan integrasi alutsista menjadi dasar pengambilan keputusan.

Posisi Indonesia sebagai negara non-blok memberikan keleluasaan dalam memilih sumber alutsista dari berbagai negara. Dengan performa J-10C yang telah teruji dalam konflik regional, pesawat ini menjadi kandidat kuat untuk memperkuat pertahanan udara nasional.

Namun, keputusan akhir masih menunggu hasil evaluasi dan persetujuan Dewan Penentu Alutsista. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan tempur TNI AU dan menjaga kedaulatan wilayah Indonesia di tengah dinamika geopolitik global.

Buat anda yang ingin mengetahui informasi mengenai negeri China, kalian bisa kunjungi CRAZY CHINA, yang dimana akan selalu memberikan informasi terbaru mengenai China baik itu dari wisata, teknologi maupun tradisi dan budaya


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari nasional.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari defense-studies.blogspot.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *