Ketegangan Memuncak: China Kecam Kebijakan Kontrol Ekspor Chip AI AS

China kembali kecam kebijakan kontrol ekspor chip AI oleh AS, yang memicu ketegangan baru dalam hubungan perdagangan teknologi kedua negara.

Ketegangan Memuncak: China Kecam Kebijakan Kontrol Ekspor Chip AI AS

Di bawah ini akan membahas eskalasi konflik antara China dan Amerika Serikat terkait kebijakan kontrol ekspor chip kecerdasan buatan yang berdampak luas pada persaingan teknologi global.

tebak skor hadiah pulsa  

Ketegangan Baru Dalam Perang Ekspor Chip AI

Pemerintah China secara resmi menyatakan ketidaksepakatan dan kekesalannya terhadap aturan baru yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat yang mengontrol ekspor chip AI. Aturan ini dirilis pada awal Januari 2025 dan bertujuan memperketat penjualan chip AI buatan AS ke pasar internasional, khususnya kepada negara-negara yang dianggap menimbulkan risiko keamanan nasional bagi AS.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengkritik kebijakan AS tersebut dalam sebuah konferensi pers di Beijing. Ia menilai aturan AS telah “secara serius menyabotase regulasi pasar, tatanan ekonomi dan perdagangan internasional, mengacaukan rantai industri maupun pasokan global, serta merusak kepentingan China, AS, dan komunitas bisnis di negara-negara di seluruh dunia”.

Kebijakan ini diumumkan pada 13 Januari 2025 dalam bentuk Aturan Akhir Sementara tentang Penyebarluasan Kecerdasan Buatan, yang menurut pemerintah AS dimaksudkan untuk mencegah penyelundupan chip AI, menutup celah keamanan, dan memperkuat standar keamanan teknologi AI.

Namun, China menilai kebijakan itu sebagai upaya politisasi isu perdagangan dan teknologi yang digunakan sebagai alat tekanan terhadap Beijing.

Tuduhan Politisisasi dan Dampak Terhadap Rantai Pasok Global

China menuduh AS melakukan politisasi dan mempersenjatai isu perdagangan dan teknologi dengan tujuan menekan kemajuan teknologi China dan membatasi akses negara berkembang terhadap teknologi AI mutakhir.

Guo Jiakun menekankan bahwa AS dengan sengaja membagi dunia menjadi beberapa tingkatan untuk menjaga supremasinya, memberikan akses kepada beberapa negara “dekat” dan melarang yang lain, termasuk China, maju dalam sains dan pembangunan.

Strategi AS tersebut, menurut China, merugikan kepentingan bersama dunia dalam mempromosikan AI demi kebaikan bersama dan telah memicu kecurigaan akan potensi terjadinya ‘Perang Dingin teknologi’ baru yang dilatarbelakangi oleh kebijakan proteksionisme teknologi.

Juru bicara China juga menyebut bahwa banyak perusahaan teknologi dan asosiasi industri AS sendiri menentang langkah pengendalian ekspor ini, menunjukkan bahwa spektrum penolakan bukan hanya dari pemerintah China saja.

China dan Komitmen Untuk Tata Kelola AI Global

Meski mengkritik keras kebijakan AS, China menegaskan posisinya sebagai pendukung aktif tata kelola global AI. Beijing telah mengajukan Inisiatif Global untuk Tata Kelola AI, memfasilitasi adopsi tata kelola tersebut melalui resolusi konsensus tentang pengembangan kapasitas AI, serta membentuk kelompok kerja internasional di PBB untuk kerja sama terkait pengembangan kapasitas AI.

China menegaskan akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak demi mewujudkan keterbukaan, konektivitas, dan kesetaraan dalam pengembangan AI global. China menolak pendekatan AS yang membangun tembok-tembok pemisah dan diskriminasi teknologi.

Sebaliknya, Beijing ingin menciptakan lingkungan yang terbuka, inklusif, dan non-diskriminatif, agar seluruh negara bisa mendapatkan manfaat AI secara merata.

Baca Juga: AS Bikin Sistem Pengawasan Ekspor Chip AI, China Jadi Target Utama 

Perseteruan Memuncak Terkait Chip AI Huawei

China Kecam Kebijakan Kontrol Chip IA AS

Ketegangan ini semakin terasa panas setelah Amerika Serikat mengeluarkan peringatan keras kepada perusahaan-perusahaan global agar tidak menggunakan chip AI canggih yang diproduksi oleh Huawei Ascend, perusahaan teknologi asal China yang menjadi pusat perhatian dalam persaingan teknologi chip terkini.

China menilai larangan tersebut sebagai tindakan proteksionisme sepihak dan bagian dari strategi pengekangan yang membuat hubungan bilateral makin renggang. Meskipun sebelumnya sempat dicapai konsensus pengurangan tarif di berbagai forum perdagangan internasional.

Kementerian Perdagangan China bahkan mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap siapa pun yang mendukung upaya AS melarang penggunaan chip canggih buatan China.

Upaya Huawei dalam mengembangkan chip AI mutakhir bertujuan untuk menantang dominasi perusahaan raksasa seperti Nvidia di pasar chip kelas atas, yang kian menjadi panggung utama persaingan teknologi global.

Konsekuensi Kebijakan AS Menurut Pemimpin Industri

CEO Nvidia, Jensen Huang, mengkritik kebijakan ekspor chip AI AS. Ia menyebut kebijakan itu sebagai kegagalan besar. Huang menilai perusahaan-perusahaan AS kehilangan potensi penjualan miliaran dolar. Kebijakan ini justru mendorong China mempercepat pengembangan teknologi domestik. Huang menyatakan lebih dari separuh peneliti AI kini berbasis di China.

Banyak pakar kembali ke China untuk mengembangkan teknologi secara mandiri. Hal ini memberi keuntungan kompetitif bagi China dalam jangka panjang. Pangsa pasar Nvidia di China turun dari 95% menjadi 50%. Huang memproyeksi pasar AI China akan mencapai 50 miliar dolar AS tahun depan.

Tantangan Ke Depan dan Implikasi Global

Perseteruan kontrol ekspor chip AI mencerminkan ketegangan antara dua kekuatan teknologi dunia. Kebijakan ini bukan sekadar isu geopolitik. Ia juga menyangkut masa depan inovasi dan ekonomi global. China terus mendorong akses terbuka dan kolaborasi internasional.

Sementara itu, AS berupaya mempertahankan keunggulan lewat kontrol ekspor. Situasi ini menciptakan ketidakpastian di industri teknologi. Dampaknya bisa besar terhadap perkembangan teknologi dan perdagangan global.

Kesimpulan

Kebijakan kontrol ekspor chip AI oleh AS memicu ketegangan baru dengan China. China menilai langkah ini sebagai bentuk sabotase rantai pasok global. Mereka juga menganggapnya sebagai politisasi isu teknologi. Negara berkembang ikut terdampak karena akses terhadap teknologi menjadi terbatas.

Di sisi lain, China semakin mendorong kemandirian teknologi. Pengembangan chip dan AI dipercepat sebagai respons atas kebijakan AS. Perseteruan ini menjadi isu utama dalam persaingan global teknologi. China tetap menyuarakan pentingnya tata kelola AI yang inklusif dan adil. AS memilih kontrol ketat demi keamanan nasional.

Keduanya memiliki kepentingan besar dalam penguasaan teknologi AI. Cara mereka mengelola konflik ini akan memengaruhi masa depan geopolitik dunia. Simak dan ikuti terus agar Anda tidak ketinggalan berita informasi menarik seperti China kecam kebijakan kontrol chip ai AS dan masih banyak lainnya yang akan terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari infokomputer.grid.id
  2. Gambar Kedua dari www.bangkokpost.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *