Perang Dagang Memanas! China Balas Dendam ke UE, Imbas Sanksi Rusia!
China menjatuhkan sanksi dan akan balas dendam ke UE, UAB Urbo Bankas dan AB Mano Bankas, karena terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Kementerian Perdagangan China melarang organisasi dan individu di China untuk bertransaksi atau bekerja sama dengan kedua bank Lithuania tersebut. Beijing menegaskan bahwa tindakan UE yang memasukkan entitas China ke dalam sanksi Rusia merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan merugikan kepentingan sah perusahaan China.
Uni Eropa akan mempelajari langkah-langkah ini secara rinci sebelum memutuskan langkah selanjutnya. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran CRAZY CHINA.
Kronologi dan Pemicu Sanksi
Ketegangan antara China dan Uni Eropa meningkat setelah Brussels memperkenalkan paket sanksi ke-18 terhadap Rusia, yang fokus pada sektor energi dan perbankan Rusia. Paket sanksi tersebut juga mencakup pembatasan terhadap beberapa entitas dan lembaga keuangan yang berbasis di China, India, UEA, dan Turki.
Sebagai respons, Kementerian Perdagangan China pada hari Rabu mengumumkan bahwa mereka telah memasukkan UAB Urbo dan AB Mano yang berbasis di Lithuania ke dalam daftar sanksi balasan. Sanksi ini melarang organisasi dan individu China untuk melakukan transaksi, kerja sama, dan aktivitas lainnya dengan kedua bank tersebut.
China berpendapat bahwa tindakan UE terhadap Chinese Suifenhe Rural Commercial Bank dan Heihe Rural Commercial Bank merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan telah menyebabkan kerugian signifikan terhadap hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China.
Implikasi Terhadap Bank-Bank Lithuania
Kedua bank Lithuania yang terkena sanksi, UAB Urbo dan AB Mano. Telah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa sanksi China tidak akan mempengaruhi operasional mereka. Bank Urbo menyatakan bahwa mereka tidak memiliki ikatan bisnis di China.
Sementara itu, Bank Mano menerangkan bahwa China tidak pernah menjadi pasar target dan mereka tidak beroperasi di sana. Kedua bank tersebut juga mengutarakan bahwa mereka telah menghubungi otoritas Lithuania setelah pengumuman sanksi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa dampak langsung sanksi terhadap operasional bank-bank tersebut mungkin terbatas, mengingat ketiadaan keterlibatan bisnis mereka di China.
Baca Juga: Zhao Weiguo, Mantan Komisaris Tsinghua Group yang Dihukum Mati Pemerintah China
Respon dari Komisi Eropa
Komisi Eropa berjanji akan meninjau secara rinci langkah-langkah yang diperkenalkan oleh Beijing sebelum mengambil langkah lebih lanjut. Olof Gill, seorang juru bicara Komisi Eropa, menyatakan bahwa blok tersebut siap untuk mengidentifikasi solusi yang saling dapat diterima yang pada akhirnya dapat mengarah pada penghapusan bank-bank tersebut dari daftar.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa Uni Eropa masih mencari jalan keluar diplomatik untuk meredakan ketegangan dan berpotensi mencabut sanksi balasan dari China. Komisi Eropa juga berharap agar Uni Eropa menghargai hubungannya dengan China. Memperbaiki kesalahannya, dan berhenti merugikan kepentingan negara terbesar di Asia tersebut.
Kecurigaan UE Terhadap Dukungan China ke Rusia
Sanksi Uni Eropa terhadap entitas China muncul di tengah meningkatnya kecurigaan bahwa Beijing secara diam-diam memasok komponen yang dapat digunakan dalam teknologi militer Rusia. Meskipun China secara resmi menyatakan sikap netral dalam konflik Rusia-Ukraina. Perdagangan antara kedua negara mencapai rekor $245 miliar pada tahun 2024, lebih tinggi 65% dibandingkan tahun 2021.
Produk yang diekspor mencakup mikrochip, modul elektronik, optik, dan sistem navigasi yang dapat digunakan dalam persenjataan Rusia. Kecurigaan semakin meningkat pada musim panas 2025 ketika komponen asal China ditemukan dalam puing-puing drone yang ditembak jatuh di atas Kyiv. Dan media mengungkap bahwa mesin drone dipasok melalui perusahaan-perusahaan bayangan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bahkan telah memberlakukan sanksi terhadap lima perusahaan China, dan kekhawatiran serupa juga muncul di Brussels. Uni Eropa sedang mempersiapkan sanksi terhadap China karena kemungkinan keterlibatan dalam pasokan komponen drone ke Rusia.
Analisis Motif China Membantu Rusia
Menurut ekonom Yaroslav Romanchuk, posisi China yang netral menyembunyikan strategi yang diperhitungkan. China diuntungkan ketika pesaingnya melemah, dan perang di Ukraina menguntungkan mereka. Beijing menghadapi kesulitan ekonomi domestik, dengan banyak program pemerintah yang hanya memberikan hasil parsial.
Dalam situasi ini, perang membuka peluang baru bagi Beijing, termasuk peningkatan pendapatan dari produk dengan penggunaan ganda dan akses ke sumber daya energi Rusia dengan harga rendah. Romanchuk berpendapat bahwa China mungkin tertarik untuk mempertahankan perang selama 3-4 tahun lagi. Yang akan memberi Beijing waktu untuk melemahkan Rusia, mengalihkan perhatian Barat dari kawasan Asia. Dan menggunakan ketidakstabilan global untuk membenarkan kegagalan ekonominya sendiri.
Kesimpulan
Sanksi balasan China terhadap dua bank Lithuania menandai titik penting dalam hubungan Beijing dengan Uni Eropa. Dipicu oleh langkah UE yang menargetkan entitas keuangan China dalam kaitannya dengan konflik Rusia-Ukraina. Meskipun kedua bank Lithuania mengklaim operasional mereka tidak terpengaruh, insiden ini menyoroti meningkatnya ketegangan perdagangan dan geopolitik.
Uni Eropa, di sisi lain, menunjukkan kesediaan untuk mencari solusi diplomatik, namun kekhawatiran mendalam mengenai dugaan dukungan China terhadap mesin perang Rusia tetap menjadi pemicu utama di balik tindakan sanksi mereka. Motif China dalam mendukung Rusia, menurut para ahli, didasarkan pada perhitungan strategis untuk keuntungan ekonomi dan geopolitik jangka panjang.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang China Balas Dendam ke UE hanya di CRAZY CHINA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari ekbis.sindonews.com
- Gambar Kedua dari www.antaranews.com