Puluhan Komandan China Dipecat, Xi Jinping Perkuat Kekuasaan Jelang 2027
Pemecatan puluhan komandan militer China ini menunjukkan bahwa Xi Jinping tidak main-main dalam menata ulang kekuatan politik dan militernya.
Aksi ini bukan hanya mengguncang struktur kekuasaan internal militer China. Tetapi juga dinilai sebagai upaya sistematis Xi Jinping untuk memperkuat cengkeraman kekuasaan menjelang tahun 2027. Tahun yang banyak diprediksi sebagai tonggak penting dalam arah geopolitik dan keamanan kawasan Asia Timur.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran CRAZY CHINA.
Langkah Pembersihan yang Agresif
Sejak awal Juli 2025, laporan dari media pemerintah China seperti Xinhua dan People’s Daily mengonfirmasi bahwa setidaknya 39 komandan militer telah diberhentikan atau dipensiunkan secara paksa. Sebagian besar berasal dari satuan roket strategis, komando regional. Hingga divisi logistik militer yang menangani suplai senjata canggih dan rudal hipersonik.
Meskipun tidak semua nama diumumkan ke publik, beberapa jenderal senior yang dikenal loyal terhadap pendahulu Xi juga ikut tersapu dalam gelombang bersih-bersih ini. Pemecatan ini dilakukan melalui Komisi Militer Pusat (CMC) yang dipimpin langsung oleh Xi Jinping selaku Ketua Umum.
Langkah ini mengingatkan pada “kampanye anti-korupsi militer” yang digulirkan Xi sejak awal masa kekuasaannya pada 2012 lalu, yang kala itu berhasil menumbangkan tokoh-tokoh kuat seperti Xu Caihou dan Guo Boxiong. Namun kali ini, nuansa politiknya jauh lebih terasa dan targetnya lebih strategis.
Isu Korupsi Reformasi Doktrin Militer
Secara resmi, alasan pemecatan yang diumumkan pemerintah adalah terkait penyalahgunaan anggaran, pelanggaran disiplin internal, dan inefisiensi dalam modernisasi militer.
Namun sumber-sumber analis pertahanan meyakini bahwa motif utamanya adalah uji loyalitas dan penyaringan kekuatan internal di tengah agenda besar Xi menghadapi tantangan geopolitik. Khususnya soal Taiwan dan dominasi AS di Asia Pasifik.
Beberapa komandan yang dipecat diketahui menolak struktur komando baru yang lebih terpusat. Atau memiliki hubungan erat dengan faksi-faksi lama dalam Partai Komunis China (PKC) yang dinilai berseberangan arah dengan kebijakan Xi.
“Ini bukan hanya soal disiplin, tapi lebih pada konsolidasi kekuatan menjelang 2027. Tahun yang kemungkinan besar jadi momen krusial konflik terbuka atau negosiasi besar soal Taiwan,” ujar analis militer senior asal Singapura, Prof. Edwin Ng.
Baca Juga: Harga Batu Bara China Anjlok Usai Kenaikan Empat Hari Beruntun
Dunia Mengamati Dengan Cermat
Langkah bersih-bersih yang dilakukan Xi telah menarik perhatian komunitas internasional, terutama di Washington, Tokyo, dan Canberra.
Amerika Serikat melalui Pentagon menyatakan bahwa mereka tengah memantau perkembangan internal PLA dan menyebut pemecatan ini sebagai “indikasi ketegangan yang tidak biasa dalam tubuh kekuatan militer terbesar kedua dunia.”
Beberapa pengamat Barat menilai bahwa langkah Xi juga menunjukkan ketidakpercayaan mendalam terhadap institusi yang seharusnya menjadi tulang punggung kekuasaannya, dan hal ini justru bisa menjadi pedang bermata dua baik memperkuat cengkeramannya. Namun sekaligus menumbuhkan ketegangan dalam struktur internal.
Di dalam negeri, meskipun media resmi mengemas narasi ini sebagai “langkah reformasi,” banyak warga China yang membicarakannya secara sembunyi-sembunyi di media sosial, khawatir bahwa ketegangan militer bisa membawa negara mereka lebih dekat pada konflik terbuka di kawasan.
Tahun Penentuan Dalam Agenda Taiwan?
Tahun 2027 disebut-sebut sebagai target internal militer China untuk kesiapan invasi atau reunifikasi Taiwan. Seperti diisyaratkan dalam sejumlah dokumen strategi PLA. Pada tahun itu, kekuatan rudal hipersonik, sistem navigasi satelit BeiDou. Dan armada laut besar China diperkirakan telah mencapai kesiapan tempur penuh.
Xi Jinping, yang diperkirakan masih akan menjabat hingga saat itu. Ingin memastikan bahwa semua lini militer patuh pada satu komando tunggal, dan tidak ada ruang bagi ketidaksepahaman dalam pelaksanaan operasi militer.
Pemecatan ini juga diinterpretasikan sebagai pesan keras bagi siapa pun yang meragukan atau memperlambat rencana strategis tersebut. Di internal partai, langkah ini memperkuat Xi sebagai pemimpin yang tidak hanya otoriter. Tapi juga efektif dalam “membersihkan hambatan” politik menjelang titik kritis.
Buat anda yang ingin mengetahui informasi mengenai negeri China. Kalian bisa kunjungi CRAZY CHINA, yang dimana akan selalu memberikan informasi terbaru mengenai China baik itu dari wisata, teknologi maupun tradisi dan budaya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari international.sindonews.com
- Gambar Kedua dari www.cnbcindonesia.com