Tegang! China Latihan Perang, Taiwan Kerahkan Pasukan
Perang china dan taiwan kembali memanas. beberapa pekan terakhir, China melakukan latihan militer di sekitar Selat Taiwan.
Sebagai respons terhadap tindakan China yang dianggap provokatif tersebut. Taiwan tidak tinggal diam. Mereka langsung mengerahkan pasukan mereka dan meningkatkan kesiapan pertahanan. Kejadian ini menggambarkan betapa rawannya situasi di kawasan Asia Timur, di mana ancaman perang selalu membayangi.
Latihan Militer China
China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Secara konsisten menunjukkan kekuatan militernya melalui berbagai latihan dan operasi yang dilakukan di sekitar perairan Taiwan. Latihan militer yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di Selat Taiwan dan sekitarnya telah menjadi salah satu isu utama dalam politik global beberapa tahun terakhir.
Latihan ini sering dilakukan dengan alasan sebagai bentuk simulasi untuk mempertahankan kedaulatan wilayah China, namun banyak negara dan pihak internasional yang memandangnya sebagai bentuk ancaman terhadap keamanan kawasan.
Pada latihan terbaru yang dilakukan pada bulan Februari 2025. China mengerahkan ribuan pasukan, pesawat tempur, kapal perang, serta berbagai sistem persenjataan canggih. Latihan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap dan di area yang sangat dekat dengan wilayah udara dan perairan Taiwan, yang menjadi simbol dari ancaman serius terhadap negara yang memiliki pemerintahan independen tersebut.
Dalam latihan ini, China tidak hanya melibatkan tentara darat. Tetapi juga kekuatan udara dan laut, menunjukkan kemampuan mereka dalam memblokade dan menyerang Taiwan jika diperlukan.
Selain itu, China juga menekankan bahwa latihan ini adalah bagian dari upaya mereka untuk memperkuat posisi mereka dalam mempertahankan kedaulatan atas Taiwan. Pihak berwenang China menyatakan bahwa latihan militer ini tidak ditujukan untuk provokasi. Tetapi sebagai bagian dari rutinitas latihan pertahanan.
Namun, dunia internasional, terutama negara-negara di kawasan Asia-Pasifik. Melihat hal ini sebagai langkah yang sangat provokatif dan berpotensi meningkatkan ketegangan yang sudah cukup tinggi di kawasan tersebut.
Reaksi Taiwan, Meningkatkan Kesiapsiagaan Pasukan
Sebagai tanggapan atas latihan militer China. Taiwan dengan cepat meningkatkan kesiapan pertahanannya. Meskipun Taiwan memiliki sistem pertahanan yang kuat dan modern, peningkatan kesiapsiagaan ini menunjukkan bahwa mereka tidak bisa menganggap enteng ancaman dari China.
Pihak berwenang Taiwan segera mengerahkan pasukan cadangan dan memperkuat patroli udara dan laut di sekitar Selat Taiwan, dengan tujuan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Pemerintah Taiwan juga meningkatkan komunikasi dengan sekutu-sekutunya, terutama Amerika Serikat dan Jepang, untuk memastikan dukungan internasional dalam menghadapi potensi eskalasi militer. Taiwan menyadari bahwa meskipun mereka memiliki kekuatan militer yang signifikan, mereka sangat bergantung pada dukungan internasional untuk menjaga keberlanjutan kedaulatan mereka.
Pada bulan Februari, Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, dalam pidatonya menegaskan bahwa Taiwan tidak akan pernah menerima dominasi dari China dan akan terus memperkuat kemampuan militernya untuk mempertahankan diri.
Ia juga mengungkapkan pentingnya menjaga hubungan yang lebih erat dengan negara-negara demokratis lainnya untuk memastikan Taiwan tetap aman dari ancaman luar. Presiden Tsai juga menegaskan bahwa meskipun Taiwan tidak menginginkan perang, mereka akan siap bertahan dan melawan apabila terjadi serangan.
Baca Juga:
Respons Global Terhadap Ketegangan Ini
Ketegangan yang terjadi antara China dan Taiwan menarik perhatian internasional. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Jepang, yang memiliki hubungan militer dengan Taiwan, dengan tegas menyatakan kekhawatiran mereka atas langkah China yang dianggap memperburuk situasi.
Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Taiwan, telah menyatakan bahwa mereka akan terus mendukung Taiwan dalam menghadapi ancaman dari China. Termasuk dengan meningkatkan kerjasama pertahanan.
Namun, China tidak tinggal diam. Mereka menanggapi berbagai kecaman internasional dengan menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah China, dan negara-negara luar tidak seharusnya ikut campur dalam urusan domestik China.
Beijing menegaskan bahwa mereka berhak untuk mengambil tindakan apapun, termasuk menggunakan kekuatan militer, untuk mempertahankan integritas teritorial negara mereka. Ketegasan China dalam menjaga “Satu China” menjadi inti dari kebijakan luar negeri mereka, yang semakin meningkatkan ketegangan dengan Taiwan dan negara-negara yang mendukung Taiwan.
PBB dan beberapa negara besar lainnya, termasuk anggota Uni Eropa. Juga memperhatikan perkembangan situasi ini dengan cermat. Mereka menyerukan agar China dan Taiwan menyelesaikan masalah mereka melalui diplomasi dan dialog. Bukan dengan tindakan militer yang bisa berpotensi menimbulkan konflik besar.
Masa Depan Selat Taiwan
Meskipun situasi saat ini penuh dengan ketegangan. Ada harapan bahwa China dan Taiwan dapat menemukan jalan untuk mengurangi konflik dan menghindari perang. Diplomasi dan dialog tetap menjadi jalan terbaik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Meskipun ini memerlukan kesediaan dari kedua belah pihak untuk menahan diri dan berkomitmen pada perdamaian.
Di sisi lain, komunitas internasional, khususnya negara-negara besar. Memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas di kawasan ini. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara Eropa harus bekerja sama untuk mendorong kedua belah pihak menuju jalur diplomatik. Sambil memastikan bahwa Taiwan tetap memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan mempertahankan kedaulatannya.