Transaksi Mata Uang China Gantikan Uang Lokal Masa Kerajaan Majapahit
Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, terjadi fenomena menarik terkait sistem mata uang yang digunakan dalam berbagai transaksi.
Kerajaan yang berdiri dari tahun 1293 hingga 1520 ini, mengadopsi mata uang China sebagai alat transaksi yang sah, menggantikan mata uang lokal yang sebelumnya digunakan. Dibawah ini CRAZY CHINA akan membahas secara mendalam mengenai latar belakang, dampak, serta alasan di balik penggantian mata uang lokal dengan mata uang China pada masa tersebut.
Latar Belakang Mata Uang China di Majapahit
Hubungan dagang antara China dan wilayah Nusantara, termasuk Jawa, telah terjalin sejak lama. Pada masa Dinasti Tang (618-906 M), China memperkenalkan koin perunggu dengan lubang persegi di tengah, yang kemudian dikenal sebagai “picis” di Jawa. Koin-koin ini masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan maritim yang ramai.
Meskipun awalnya hanya digunakan oleh pedagang Tiongkok, picis kemudian diadopsi oleh masyarakat lokal sebagai alat pembayaran yang sah. Adopsi ini semakin meluas setelah Majapahit menjalin hubungan yang lebih intensif dengan China, terutama setelah invasi Mongol pada tahun 1293.
Faktor-Faktor Pendorong Penggantian Mata Uang
Terdapat beberapa faktor yang mendorong penggantian mata uang lokal dengan picis dari China. Pertama, produksi koin lokal yang terbatas membuat pasokan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan transaksi ekonomi yang semakin berkembang. Koin emas dan perak lokal berukuran terlalu kecil sehingga mudah hilang.
Sementara picis memiliki lubang di tengah sehingga dapat dirangkai dan dibawa dengan mudah. Kedua, picis memiliki nilai yang stabil dan diterima secara luas di berbagai wilayah, sehingga memudahkan transaksi perdagangan antar daerah. Ketiga, otoritas Majapahit melihat penggunaan picis sebagai cara untuk memperkuat hubungan dengan China dan memfasilitasi perdagangan internasional.
Baca Juga:
Dampak Penggunaan Mata Uang China
Penggunaan picis sebagai mata uang resmi membawa dampak signifikan bagi perekonomian Majapahit. Transaksi perdagangan menjadi lebih efisien dan terstandardisasi, mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, penggunaan picis juga mempermudah pemerintah dalam mengumpulkan pajak dan mengelola keuangan kerajaan.
Namun, ketergantungan pada mata uang asing juga memiliki risiko. Ketika pasokan picis dari China terganggu akibat perubahan kebijakan atau masalah ekonomi di China, Majapahit mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan mata uangnya.
Pengaruh Budaya yang Terkait Dengan Koin China
Selain sebagai alat pembayaran, picis juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Majapahit. Koin-koin ini sering digunakan dalam upacara keagamaan, ritual adat, dan sebagai amulet atau jimat.
Di Bali, misalnya, picis yang disebut “pis bolong” masih digunakan hingga kini dalam berbagai upacara adat dan keagamaan. Penggunaan picis dalam konteks ritual menunjukkan bahwa mata uang ini tidak hanya memiliki nilai ekonomi, tetapi juga nilai simbolis dan spiritual.
Upaya Mengatasi Ketergantungan
Menyadari risiko ketergantungan pada mata uang asing, beberapa penguasa lokal di wilayah Majapahit mulai memproduksi imitasi picis. Koin-koin imitasi ini umumnya terbuat dari bahan yang lebih murah seperti timah atau campuran logam lainnya.
Kualitasnya pun bervariasi, ada yang dibuat dengan cukup baik sehingga sulit dibedakan dari aslinya, namun ada pula yang dibuat dengan kasar dan memiliki nilai yang lebih rendah. Produksi koin imitasi ini menunjukkan adanya upaya untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan dari China dan memenuhi kebutuhan mata uang lokal.
Kesimpulan
Dengan demikian, dominasi mata uang China pada masa Kerajaan Majapahit merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, politik, dan budaya. Penggunaan picis membawa dampak positif bagi perekonomian Majapahit, namun juga menimbulkan risiko ketergantungan.
Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana sebuah kerajaan besar beradaptasi dengan perubahan ekonomi global dan mencari keseimbangan antara manfaat perdagangan internasional dan kemandirian ekonomi. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di CRAZY CHINA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari intisari.grid.id
- Gambar Kedua dari daerah.sindonews.com