3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO!
3 Negara Senang Tinggalkan NATO, Rusia, Iran, dan China diprediksi akan menyambut baik langkah tersebut karena akan memberikan keuntungan tersendiri bagi negara-negara tersebut.
Isu tentang kemungkinan Amerika Serikat (AS) meninggalkan North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara, bukan lagi sekadar rumor belaka. Di tengah dinamika politik global yang semakin kompleks, wacana ini terus bergulir. Bahkan mendapat dukungan dari tokoh-tokoh berpengaruh di Negeri Paman Sam.
Lantas, jika skenario ini benar-benar terjadi, siapa saja yang akan menyambutnya dengan suka cita? Ternyata, ada sejumlah negara yang diprediksi akan senang jika AS memutuskan untuk keluar dari aliansi militer yang telah berdiri sejak tahun 1949 ini. Kepergian AS dari NATO tentu akan mengubah peta kekuatan global dan memberikan keuntungan tersendiri bagi negara-negara tersebut.
1. Rusia
Sebagai rival utama AS sejak era Perang Dingin, Rusia menjadi negara pertama yang diprediksi akan senang jika AS keluar dari NATO. Tanpa kehadiran Washington, NATO berpotensi mengalami penurunan kekuatan militer dan kohesi yang signifikan. Hal ini tentu akan memberi Kremlin ruang lebih besar untuk memperluas pengaruhnya di Eropa Timur dan wilayah sekitarnya.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky bahkan secara gambaran yang lebih jelas disampaikan oleh Presiden Ukraina. Volodymyr Zelensky yang memprediksi Rusia akan memanfaatkan situasi ini untuk mengobarkan perang melawan NATO.
Zelensky meyakini bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, sedang membangun kekuatan militer untuk kemungkinan invasi ke negara-negara Eropa lainnya. Polandia dan Lithuania, yang pernah diduduki oleh Nazi Jerman dan Uni Soviet pada masa Perang Dunia II, disebut-sebut sebagai target potensial Putin berikutnya.
Zelensky juga menambahkan bahwa melemahnya dukungan AS untuk Eropa atau NATO akan membuka pintu bagi rencana Putin untuk merebut wilayah lain.
Menurutnya, momen ini telah lama dinantikan oleh Rusia. Apa yang ditunggunya? Pelemahan NATO, misalnya oleh kebijakan AS, sehingga AS akan berpikir untuk menarik militernya dari Eropa. Ya, Putin memikirkan hal itu, ujar Zelensky.
Kepergian AS dari NATO juga akan menghilangkan kekuatan penyeimbang yang selama ini menghalangi ambisi Rusia di kawasan Eropa Timur. Dengan kata lain, Rusia akan memiliki keleluasaan yang lebih besar untuk melakukan ekspansi wilayah dan memperkuat dominasinya di kawasan tersebut.
2. Iran
Selain Rusia, Iran juga menjadi negara yang diprediksi akan senang jika AS meninggalkan NATO. Sebagai musuh bebuyutan AS di kawasan Timur Tengah, Iran melihat kepergian AS dari NATO sebagai peluang strategis untuk memperluas pengaruhnya di kawasan tersebut.
Tanpa kehadiran AS, koalisi anti-Iran di kawasan Timur Tengah akan melemah. Hal ini akan memberikan Iran kesempatan untuk memperkuat aliansinya dengan negara-negara lain dan meningkatkan kemampuan militernya.
Iran juga dapat memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan dukungan kepada kelompok-kelompok milisi yang beroperasi di berbagai negara di Timur Tengah. Seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman.
Selain itu, kepergian AS dari NATO juga akan mengurangi tekanan internasional terhadap program nuklir Iran. Iran dapat memanfaatkan situasi ini untuk melanjutkan pengembangan program nuklirnya tanpa harus khawatir dengan sanksi atau intervensi militer dari AS dan sekutunya.
Baca Juga:
3. China
China menjadi negara ketiga yang diprediksi akan senang jika AS meninggalkan NATO. Meskipun tidak memiliki konflik langsung dengan NATO. China melihat kepergian AS dari aliansi tersebut sebagai peluang untuk memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi dan politik global.
Dengan berkurangnya pengaruh AS di Eropa, China dapat meningkatkan investasi dan kerja sama ekonominya dengan negara-negara Eropa. China juga dapat memanfaatkan situasi ini untuk mempromosikan inisiatif Belt and Road atau Jalur Sutra Baru, yang bertujuan untuk menghubungkan China dengan negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa melalui jaringan infrastruktur.
Selain itu, kepergian AS dari NATO juga akan mengurangi tekanan terhadap China dalam isu-isu seperti Laut China Selatan dan Taiwan. China dapat memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat klaimnya atas wilayah-wilayah sengketa tersebut tanpa harus khawatir dengan intervensi militer dari AS dan sekutunya.
Masa Depan NATO di Ujung Tanduk?
Wacana tentang kemungkinan AS meninggalkan NATO memang masih bersifat spekulatif. Namun, isu ini telah menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian di kalangan negara-negara anggota NATO. Jika AS benar-benar memutuskan untuk keluar. NATO harus bersiap menghadapi tantangan yang sangat berat dan mencari cara untuk tetap relevan di tengah perubahan peta kekuatan global.
Pada akhirnya, hanya waktu yang akan menjawab apakah AS akan tetap setia pada NATO atau memilih untuk mengikuti jalan yang berbeda. Namun, satu hal yang pasti, keputusan ini akan memiliki konsekuensi yang sangat besar bagi masa depan NATO dan stabilitas global.