Waspada! Kasus COVID-19 di China Melonjak, Ini Kata Ahli Zhong Nanshan
Setelah periode tenang, kasus COVID-19 di China melonjak signifikan, memicu kekhawatiran dan peningkatan kunjungan pasien ke rumah sakit.
Spesialis penyakit pernapasan terkemuka, Zhong Nanshan, mengonfirmasi bahwa gelombang infeksi virus Corona terbaru ini sudah mencapai puncaknya dan diperkirakan akan mulai menurun pada bulan Juni mendatang. Pernyataan ini memberikan gambaran penting terkait perkembangan situasi pandemi yang kini memasuki babak baru.
Di bawah ini CRAZY CHINA akan membahas kasus COVID-19 di China yang melonjak mulai dari penyebab, data terbaru, serta upaya pencegahan yang disarankan para ahli.
Lonjakan Kasus Terutama Pada Lansia
Zhong Nanshan mengungkapkan bahwa selama periode ini, banyak orang, khususnya kelompok lansia, yang mencari perawatan medis dalam waktu 48 jam sejak gejala muncul. Hal ini menunjukkan bahwa virus varian baru yang beredar lebih menular dan memicu gejala yang sangat mirip dengan influenza, terutama sakit tenggorokan yang cukup menyiksa.
Gejala yang menyerupai flu ini membuat beberapa orang awalnya mengabaikan dan menganggapnya sebagai penyakit ringan, sehingga penyebarannya pun semakin cepat. Peningkatan kunjungan ke fasilitas kesehatan oleh pasien dengan gejala flu dan gejala pernapasan parah tercatat mengalami peningkatan signifikan.
Data dari pengujian pasien rawat jalan maupun pasien rumah sakit antara 31 Maret hingga 4 Mei menunjukkan peningkatan kasus positif COVID-19 dari 7,5 persen menjadi 16,2 persen. Ini menjadi sinyal peringatan bahwa virus varian Omicron yang dominan di China telah mengalami mutasi yang membuatnya lebih cepat menyebar.
Data Global dan Tren Penularan
Menurut Zhong yang mengutip data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, kenaikan jumlah infeksi bukan hanya terjadi di China, tapi juga tercatat di berbagai negara lain seperti Hong Kong, Singapura, Inggris, Prancis, Brasil, dan Norwegia. Ini menunjukkan tren global bahwa virus Corona terus beradaptasi dan memicu gelombang infeksi baru.
CDC China melaporkan bahwa meskipun total kasus penyakit infeksi pernapasan akut secara keseluruhan tetap rendah pada awal Mei, terjadi tren peningkatan kasus positif selama bulan April 2025. Pengujian laboratorium menunjukkan bahwa semua patogen yang ditemukan adalah patogen yang sudah dikenal sebelumnya.
Artinya, sampai saat ini belum ditemukan virus baru atau penyakit menular yang belum diketahui. Hal ini cukup menenangkan. Meskipun virus terus bermutasi, belum ditemukan varian baru yang lebih berbahaya dari Omicron.
Baca Juga: WHO Ungkap Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Covid-19
Varian Omicron Seri XDV Mendominasi
Data lebih lanjut menunjukkan bahwa seluruh kasus COVID-19 yang didiagnosis pada bulan April mencapai 168.507 kasus di seluruh negeri. Dari analisis sekitar 5 persen kasus tersebut, semua adalah varian Omicron dengan seri XDV sebagai strain utama yang paling banyak ditemukan.
Varian ini dikenal memiliki tingkat penularan tinggi namun secara umum gejalanya cenderung lebih ringan dibandingkan varian-varian awal virus Corona.
Namun, hal ini tidak mengurangi risiko terhadap kelompok rentan, seperti lansia dan penderita penyakit kronis. Penyebaran virus yang cepat tetap menjadi ancaman serius bagi mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Oleh karena itu, para ahli kesehatan menekankan pentingnya kewaspadaan dan tindakan pencegahan.
Imbauan Untuk Masyarakat dan Kelompok Rentan
Para peneliti di CDC China memberikan sejumlah rekomendasi penting untuk mencegah penyebaran virus lebih luas. An Zhijie, seorang peneliti di CDC, menegaskan pentingnya menjaga kebersihan tangan secara rutin, melakukan vaksinasi lengkap. Dan segera mencari perawatan medis apabila mengalami gejala seperti batuk, demam, atau sakit tenggorokan.
Zhong Nanshan juga mengingatkan bahwa kelompok berisiko seperti lansia dan pasien dengan penyakit kronis harus lebih berhati-hati dengan menggunakan masker ketika berada di tempat umum. Selain itu, mereka disarankan menghindari kerumunan dan tempat dengan ventilasi buruk guna meminimalisir risiko penularan.
Menariknya, Zhong menyoroti perlunya perhatian khusus terhadap anak-anak di bawah usia lima tahun. Hingga saat ini, masih terbatas penelitian mengenai keamanan dan efektivitas obat-obatan COVID-19 pada kelompok usia ini. Oleh karena itu, pengawasan ketat oleh tenaga medis dan perawatan khusus menjadi sangat penting agar penanganan dapat dilakukan secara optimal.
Proyeksi Penurunan Kasus Mulai Juni
Menurut Zhong, puncak gelombang infeksi virus Corona ini sudah terjadi dan diperkirakan akan menurun mulai bulan Juni. Prediksi ini membawa harapan bahwa penyebaran virus akan berkurang dalam beberapa minggu ke depan, memberikan kesempatan bagi sistem kesehatan untuk pulih dan kembali fokus pada penanganan kasus-kasus kritis.
Meski demikian, para ahli tetap mengingatkan agar masyarakat tidak lengah. Varian baru yang muncul di masa depan bisa saja membawa risiko yang lebih tinggi, sehingga langkah pencegahan harus tetap dijalankan dengan disiplin.
Kesimpulan
Kenaikan kasus COVID-19 di China dan sejumlah negara lain menunjukkan bahwa pandemi masih jauh dari selesai. Varian Omicron dengan strain XDV mendominasi gelombang infeksi saat ini dengan tingkat penularan yang tinggi. Terutama menyerang kelompok rentan seperti lansia dan pasien dengan penyakit kronis.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dengan menjaga protokol kesehatan, melakukan vaksinasi, serta segera mengakses layanan medis jika muncul gejala. Penanganan khusus untuk anak-anak di bawah lima tahun juga menjadi perhatian utama mengingat keterbatasan data tentang pengobatan pada kelompok ini.
Prediksi penurunan kasus mulai bulan Juni memberikan harapan, namun kewaspadaan dan kesiapan menghadapi kemungkinan gelombang baru tetap harus dijaga agar pandemi dapat segera terkendali dan kehidupan kembali normal. Ikuti CRAZY CHINA dan dapatkan berita informasi terupdate menarik lainnya setiap harinya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari Yt KOMPASTV
- Gambar Kedua dari unair.ac.id