China Pantau Penangkapan Eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte
Penangkapan mantan Presiden Rodrigo Duterte menjadi isu panas yang menarik perhatian dunia, termasuk China.
Ketegangan politik di Filipina kembali memanas setelah muncul laporan bahwa mantan Presiden Rodrigo Duterte menghadapi ancaman penangkapan. Isu ini tidak hanya mengundang perhatian dalam negeri, tetapi juga menarik perhatian dunia internasional, termasuk China. Beijing disebut-sebut sedang memantau situasi ini dengan cermat. Mengapa China begitu tertarik dengan perkembangan kasus Duterte? Apa dampak politik dan geopolitik dari situasi ini? Berikut ulasan lengkapnya.
Duterte dan Kontroversinya
Rodrigo Duterte adalah sosok yang dikenal karena kebijakan kerasnya, terutama dalam perang terhadap narkoba di Filipina. Selama masa pemerintahannya (2016-2022), ribuan tersangka pengedar narkoba tewas dalam operasi yang kontroversial. Meski menuai kritik dari kelompok hak asasi manusia, Duterte tetap mendapat dukungan besar dari sebagian masyarakat karena dianggap tegas dalam menegakkan hukum.
Namun, setelah turun dari jabatannya, Duterte menghadapi berbagai tuduhan, termasuk pelanggaran hak asasi manusia yang berujung pada penyelidikan Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Pemerintahan penggantinya, yang dipimpin oleh Ferdinand Marcos Jr., tampaknya mengambil sikap lebih moderat dibandingkan Duterte, termasuk dalam kebijakan luar negeri.
Ancaman Penangkapan Duterte
Belakangan ini, muncul laporan bahwa Duterte bisa ditangkap karena beberapa kasus yang sedang diusut. Beberapa isu yang menjadi sorotan adalah:
- Kasus Kejahatan Hak Asasi Manusia – Duterte dan sejumlah mantan pejabatnya sedang diselidiki terkait ribuan kematian dalam perang terhadap narkoba.
- Dugaan Korupsi – Ada beberapa laporan mengenai penyalahgunaan dana publik selama masa pemerintahannya.
- Perselisihan dengan Pemerintah Baru – Duterte sering mengkritik pemerintahan Marcos Jr., yang kini mengambil kebijakan berbeda dalam hubungan luar negeri, termasuk dengan China dan Amerika Serikat.
Munculnya potensi penangkapan Duterte tentu membuat situasi politik di Filipina semakin panas. Para pendukungnya menilai ini sebagai upaya politis untuk menjatuhkan mantan pemimpin yang masih memiliki pengaruh kuat.
Baca Juga:
Mengapa China Tertarik?
China memiliki alasan kuat untuk memantau perkembangan ini secara cermat. Berikut beberapa faktor utama mengapa Beijing memberi perhatian khusus terhadap situasi Duterte:
1. Duterte adalah Sekutu China
Saat menjabat sebagai presiden, Duterte lebih condong ke China dibandingkan Amerika Serikat. Ia sering menyatakan bahwa Filipina harus menjaga hubungan baik dengan Beijing, bahkan ketika ada konflik di Laut China Selatan. Duterte juga mendukung investasi China di Filipina dan kerap menolak pendekatan konfrontatif terhadap Beijing.
Dengan kata lain, Duterte dianggap sebagai pemimpin yang lebih pro-China dibandingkan Marcos Jr., yang kini kembali mendekat ke Amerika Serikat. Jika Duterte ditangkap, ini bisa menandakan berkurangnya pengaruh China di Filipina.
2. Dinamika Geopolitik di Laut China Selatan
China dan Filipina memiliki sengketa wilayah di Laut China Selatan. Selama masa Duterte, ketegangan di wilayah ini cenderung lebih terkendali, meski ada insiden kecil di lapangan. Namun, di bawah Marcos Jr., Filipina terlihat semakin berani melawan China, bahkan memperkuat hubungan militernya dengan Amerika Serikat.
Jika Duterte benar-benar ditangkap, China khawatir pengaruhnya di Filipina akan semakin lemah. Beijing mungkin melihat ini sebagai tanda bahwa pemerintahan Marcos Jr. benar-benar ingin berpaling ke Barat.
3. Stabilitas Politik di Filipina
China memiliki banyak investasi di Filipina, terutama dalam bidang infrastruktur. Ketidakstabilan politik bisa berdampak buruk terhadap investasi tersebut. Jika penangkapan Duterte memicu aksi protes besar atau bahkan kekacauan politik, Beijing akan khawatir terhadap kepentingan bisnisnya di Filipina.
Bagaimana Respon China?
Saat ini, China masih dalam posisi memantau. Namun, ada beberapa langkah yang mungkin akan diambil oleh Beijing:
- Mengeluarkan Pernyataan Diplomatis – China bisa saja mengeluarkan pernyataan yang menyerukan stabilitas politik di Filipina dan menghindari langkah-langkah yang bisa memperburuk situasi.
- Menekan Filipina Secara Ekonomi – Jika Beijing melihat bahwa Marcos Jr. terlalu keras terhadap sekutu-sekutu China, mereka bisa menekan Filipina lewat jalur ekonomi, seperti membatasi investasi atau perdagangan.
- Mendukung Oposisi – Jika kelompok pendukung Duterte semakin vokal, China bisa memberikan dukungan tidak langsung, baik melalui jaringan diplomatik maupun ekonomi.
Bagaimana Dampaknya Bagi Filipina?
Jika Duterte benar-benar ditangkap, Filipina bisa menghadapi beberapa dampak serius:
- Meningkatnya Ketegangan Politik – Pendukung Duterte kemungkinan besar akan melakukan aksi protes besar-besaran.
- Hubungan Filipina-China Bisa Semakin Buruk – Jika Marcos Jr. dianggap bertindak terlalu keras terhadap Duterte, China bisa semakin menjauh.
- Hubungan dengan Amerika Serikat Bisa Semakin Erat – Sebaliknya, AS mungkin melihat ini sebagai kesempatan untuk memperkuat pengaruhnya di Filipina.
Kesimpulan
Penangkapan mantan Presiden Rodrigo Duterte menjadi isu panas yang menarik perhatian dunia, termasuk China. Beijing memantau situasi ini dengan cermat karena Duterte selama ini dianggap sebagai sekutu yang membantu menjaga hubungan baik antara Filipina dan China. Jika Duterte benar-benar ditangkap, ini bisa menjadi sinyal melemahnya pengaruh China di Filipina dan semakin menguatnya pengaruh Amerika Serikat.
Ke depan, situasi ini masih bisa berkembang ke berbagai arah. Apakah Duterte benar-benar akan ditangkap? Bagaimana respon dari pendukungnya? Apakah Filipina akan semakin berpaling ke Barat? Yang jelas, dunia sedang memperhatikan, dan China menjadi salah satu pihak yang paling serius dalam memantau perkembangan ini.