Ambisi Global Militer China Dihantui Skandal Korupsi
Ambisi China untuk menjadi kekuatan militer global memang tidak main-main. Tapi, di balik layar, banyak masalah besar yang masih menghantui.
China dikenal sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia. Dengan ambisi besar untuk menyaingi Amerika Serikat dan menjadi kekuatan global, Beijing terus meningkatkan anggaran pertahanannya. Tapi di balik kekuatan yang terlihat, ada masalah besar yang menggerogoti korupsi dan inefisiensi sistemik.
Militer China
Dalam beberapa dekade terakhir, China menggelontorkan dana miliaran dolar untuk memperkuat militernya, baik dari segi teknologi, persenjataan, hingga ekspansi di Laut China Selatan. Namun, berbagai laporan menunjukkan bahwa kekuatan ini tidak sekuat yang terlihat.
Ada banyak kasus korupsi dalam pengadaan senjata, proyek pembangunan militer yang mangkrak, hingga pejabat tinggi yang tersandung skandal suap.
Pada 2023, Presiden Xi Jinping sendiri mulai memperketat pengawasan terhadap para petinggi militer. Ini bukan pertama kalinya. Sejak menjabat, Xi sudah banyak melakukan “pembersihan” di tubuh militer untuk menyingkirkan pejabat yang dianggap korup dan tidak loyal. Tapi, sepertinya praktik-praktik buruk itu tetap sulit dihilangkan.
Korupsi di Tubuh Militer
Salah satu kasus besar yang mencuat adalah dugaan penggelapan dana di sektor industri pertahanan. Banyak proyek pengadaan senjata yang digelembungkan harganya, di mana pejabat tinggi militer dan kontraktor swasta bersekongkol untuk mengambil keuntungan pribadi. Akibatnya, banyak peralatan yang tidak sesuai standar atau bahkan tidak layak digunakan.
Misalnya, ada laporan bahwa beberapa kapal perang yang baru diluncurkan mengalami kerusakan serius hanya dalam beberapa bulan. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan penggunaan material berkualitas rendah karena dana yang seharusnya untuk produksi justru dikorupsi.
Baca Juga:
Pembersihan Oleh Xi Jinping
Xi Jinping memang dikenal sebagai pemimpin yang keras dalam memberantas korupsi. Sejak memimpin China, sudah banyak pejabat tinggi yang ditangkap dan diadili. Namun, banyak yang mempertanyakan apakah tindakan ini benar-benar efektif atau hanya formalitas untuk menunjukkan bahwa pemerintah sedang bertindak.
Buktinya, meski sudah banyak yang dicopot, korupsi masih terus berulang. Ini menunjukkan bahwa masalahnya bukan hanya soal individu, tetapi ada budaya korupsi yang sudah mengakar di dalam sistem militer China.
Inefisiensi Sistemik
Selain korupsi, masalah lain yang dihadapi militer China adalah inefisiensi sistemik. Banyak proyek besar yang memakan dana fantastis, tapi hasilnya jauh dari harapan.
Salah satu contohnya adalah pengembangan pesawat tempur siluman J-20. Meski digadang-gadang sebagai pesaing F-22 Raptor milik AS, banyak ahli yang menilai bahwa pesawat ini masih kalah dari segi teknologi dan keandalan. Ada juga laporan tentang masalah mesin dan sistem avionik yang tidak sebanding dengan pesawat tempur buatan Barat.
Hal yang sama terjadi pada kapal induk China. Meski China kini memiliki beberapa kapal induk, banyak yang mempertanyakan efektivitasnya dalam pertempuran sesungguhnya. Kapal-kapal ini masih menghadapi banyak kendala teknis, termasuk desain yang belum sempurna dan kurangnya pengalaman operasional.
Dampak ke Ambisi Global China
Dengan kondisi seperti ini, wajar jika banyak pihak mulai meragukan seberapa jauh China bisa bersaing dengan negara-negara besar seperti AS dan Rusia dalam hal kekuatan militer. Militer yang besar bukan jaminan kemenangan, terutama jika di dalamnya penuh dengan kelemahan struktural.
Selain itu, masalah ini juga bisa menghambat ambisi China dalam memperluas pengaruhnya di kawasan Asia-Pasifik. Jika korupsi dan inefisiensi terus berlanjut, maka bisa saja negara-negara lain tidak lagi menganggap China sebagai ancaman serius.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di CRAZY CHINA.
- Gambar Pertama dari sindonews.com
- Gambar Kedua dari kompas.tv