Subsidi Anak 3.600 Yuan, Tiongkok Buka Era Baru Populasi
Subsidi anak 3.600 yuan mulai 2025, upaya China atasi krisis kelahiran dan dorong pertumbuhan populasi muda secara nasional.
Berikut CRAZY CHINA akan membahas program subsidi anak sebesar 3.600 yuan yang diluncurkan Tiongkok mulai 2025. Kebijakan ini bertujuan mengatasi krisis kelahiran dan mendorong pertumbuhan populasi.
Latar Belakang Krisis Populasi di Tiongkok
Tiongkok menghadapi penurunan jumlah kelahiran selama tiga tahun berturut-turut, dengan hanya 9,54 juta bayi lahir pada 2024. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan 17,9 juta kelahiran pada 2017, sebelum kebijakan satu anak dicabut. Selain itu, jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas telah mencapai 310 juta pada akhir 2024, menambah tantangan bagi perekonomian dan struktur sosial Tiongkok.
Financial Times
Penurunan angka kelahiran ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk biaya hidup yang tinggi, ketidakpastian pekerjaan, dan norma sosial terkait peran gender. Meskipun kebijakan satu anak telah dicabut pada 2016, perubahan signifikan dalam perilaku reproduksi masyarakat tidak terjadi secara instan. Tantangan budaya dan ekonomi tetap menjadi hambatan utama bagi pasangan muda dalam memutuskan untuk memiliki anak.
Untuk mengatasi krisis demografi ini, pemerintah Tiongkok meluncurkan program subsidi perawatan anak nasional pertama pada 28 Juli 2025. Program ini bertujuan untuk meringankan beban finansial keluarga muda dan mendorong mereka untuk memiliki anak. Langkah ini juga diharapkan dapat merangsang konsumsi rumah tangga dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Detail Program Subsidi 3.600 Yuan
Mulai 1 Januari 2025, pemerintah Tiongkok memberikan subsidi sebesar 3.600 yuan (sekitar $500) per tahun untuk setiap anak berusia di bawah tiga tahun. Anak-anak yang lahir sebelum 2025 namun masih berusia di bawah tiga tahun juga akan menerima subsidi prorata berdasarkan sisa bulan hingga usia tiga tahun mereka.
Subsidi ini sepenuhnya didanai oleh pemerintah pusat, menggantikan kebijakan subsidi yang sebelumnya dikelola oleh pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk memastikan distribusi yang lebih merata dan efisien di seluruh wilayah Tiongkok. Program ini juga tidak dikenakan pajak dan tidak memerlukan kriteria penghasilan, sehingga dapat diakses oleh semua keluarga yang memenuhi syarat.
Diperkirakan lebih dari 20 juta keluarga akan menerima manfaat dari subsidi ini setiap tahunnya. Meskipun jumlah subsidi ini relatif kecil, diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan tingkat kelahiran dan mendukung kesejahteraan keluarga muda di Tiongkok.
Baca Juga: Beli Minyak Rusia: AS ancam tarif 100% ke China, konflik dagang memanas
Dampak Subsidi Terhadap Keluarga Muda
Subsidi 3.600 yuan per tahun diharapkan dapat meringankan beban finansial keluarga muda dalam membesarkan anak. Dengan adanya dukungan finansial ini, pasangan muda mungkin merasa lebih mampu untuk memiliki anak dan merencanakan masa depan keluarga mereka.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat merangsang konsumsi rumah tangga, yang selama ini terhambat oleh kekhawatiran ekonomi. Dengan meningkatnya jumlah kelahiran, permintaan terhadap barang dan jasa terkait anak, seperti pakaian, makanan, dan pendidikan, juga diperkirakan akan meningkat, memberikan dorongan bagi perekonomian domestik.
Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa meskipun subsidi ini dapat membantu, faktor-faktor lain seperti biaya pendidikan, perumahan, dan ketidakpastian pekerjaan tetap menjadi pertimbangan utama bagi pasangan muda dalam memutuskan untuk memiliki anak. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan komprehensif yang mencakup berbagai aspek kehidupan keluarga untuk mencapai hasil yang optimal.
Tantangan dan Kritik terhadap Program Subsidi
Meskipun subsidi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan tingkat kelahiran, beberapa pihak menganggap jumlah subsidi yang diberikan masih terlalu kecil untuk memberikan dampak signifikan. Biaya hidup yang tinggi, terutama di kota-kota besar, tetap menjadi hambatan utama bagi pasangan muda dalam memutuskan untuk memiliki anak.
Selain itu, faktor budaya dan sosial juga mempengaruhi keputusan untuk memiliki anak. Norma sosial yang menekankan peran gender tertentu dan harapan masyarakat terhadap keluarga besar dapat memengaruhi pandangan individu terhadap pentingnya memiliki anak. Oleh karena itu, perubahan kebijakan harus disertai dengan upaya untuk mengubah persepsi dan norma sosial yang ada.
Perbandingan Dengan Kebijakan Serupa di Negara Lain
Beberapa negara lain juga telah menerapkan kebijakan subsidi anak untuk mengatasi krisis demografi. Misalnya, Jepang dan Korea Selatan memberikan subsidi langsung kepada keluarga dengan anak kecil, sementara beberapa negara Eropa menawarkan potongan pajak atau tunjangan keluarga. Namun, efektivitas kebijakan ini bervariasi tergantung pada konteks sosial dan ekonomi masing-masing negara.
Tiongkok, dengan populasi terbesar di dunia, menghadapi tantangan unik dalam menerapkan kebijakan ini. Kebijakan satu anak yang diterapkan sebelumnya telah meninggalkan dampak jangka panjang terhadap struktur keluarga dan persepsi masyarakat terhadap pentingnya memiliki anak. Oleh karena itu, kebijakan subsidi anak harus disertai dengan upaya untuk mengubah persepsi dan norma sosial yang ada.
Prospek Jangka Panjang dan Harapan Populasi Tiongkok
Dalam jangka panjang, program subsidi ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat kelahiran dan memperbaiki struktur demografi Tiongkok. Dengan meningkatnya jumlah kelahiran, diharapkan populasi usia kerja akan tetap stabil, mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, diperlukan kebijakan komprehensif yang mencakup berbagai aspek kehidupan keluarga, termasuk pendidikan, perumahan, dan pekerjaan. Selain itu, perubahan persepsi dan norma sosial juga penting untuk mendorong pasangan muda dalam memutuskan untuk memiliki anak.
Buat anda yang ingin mengetahui informasi mengenai negeri China, kalian bisa kunjungi CRAZY CHINA, yang dimana akan selalu memberikan informasi terbaru mengenai China baik itu dari wisata, teknologi maupun tradisi dan budaya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari newswav.com
- Gambar Kedua dari www.istockphoto.com