AS Vs China Makin Panas, Harga Emas Dunia Tembus USD 3.300
Ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China, hingga melonjaknya harga emas dunia menjadi USD 3.300 per troy ounce.
Dalam situasi yang penuh ketegangan dan dinamika geopolitik ini, pasar dunia tengah menyaksikan efek domino, yang berimplikasi jauh melampaui batas-batas perdagangan bilateral kedua negara raksasa ekonomi tersebut.
Berikut ini CRAZY CHINA akan membahas lonjakan tarif ini menjadi salah satu pemicu utama melonjaknya harga emas dunia yang baru-baru ini menembus rekor tertinggi di level USD 3.300 per troy ounce.
Eskalasi Perang Dagang AS-China
Konflik dagang antara AS dan China semakin memanas setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif. Tarif impor produk China mencapai 245 persen dengan level tertinggi dalam sejarah ketegangan perdagangan kedua negara.
China merespons dengan membalas tarif terhadap barang impor asal AS hingga 125 persen serta mengambil langkah strategis lain. Seperti memboikot pengiriman pesawat dari produsen AS, Boeing, yang menjadi pukulan berat bagi sektor aviasi AS. Selain itu, China menggunakan kendali atas rantai pasokan logam tanah jarang, komponen vital dalam teknologi canggih, sebagai senjata perdagangan.
Dampak Global & Keterkaitan Ekonomi
Konflik yang berlarut-larut ini tidak hanya memengaruhi kedua negara, tetapi juga memberi dampak signifikan pada ekonomi global. Ketegangan memperlambat permintaan internasional dan mengganggu rantai pasok global yang sangat bergantung pada China sebagai pusat manufaktur dunia dan AS sebagai pasar konsumen terbesar.
Negara-negara lain, termasuk Indonesia, merasakan tekanan dari melemahnya permintaan ekspor, meningkatnya biaya produksi. Akibat gangguan pasokan bahan baku, hingga volatilitas nilai tukar yang memengaruhi stabilitas pasar keuangan domestik.
Baca Juga:
Harga Emas Mencetak Rekor Baru
Kondisi geopolitik dan ekonomi global yang penuh ketidakpastian akibat eskalasi konflik perdagangan AS-China menjadi faktor utama yang mendorong harga emas dunia naik drastis. Pada April 2025, harga emas dunia menembus rekor tertinggi melebihi USD 3.300 per troy ounce.
Bahkan diperkirakan berpotensi mencapai level USD 3.400 hingga USD 3.600 dalam beberapa bulan ke depan. Lonjakan harga ini didorong oleh peningkatan permintaan investasi emas yang dianggap sebagai aset safe haven saat sentimen pasar dipenuhi kekhawatiran.
Faktor Teknis & Proyeksi Harga Emas
Dari sisi teknikal, harga emas menunjukkan tren bullish yang kuat. Analis pasar mencatat bahwa indikator teknikal seperti pola candlestick harian dan moving average menandai konsistensi dan kekuatan tren kenaikan harga emas yang berkelanjutan. Selama harga emas mampu bertahan di atas level support dinamis, tren kenaikan diprediksi akan terus melaju dan memecahkan rekor harga tertinggi baru.
Namun, para pelaku pasar diharapkan tetap waspada terhadap potensi koreksi atau pembalikan harga yang kemungkinan terjadi dalam jangka pendek. Sehingga level support terdekat di sekitar USD 3.294 hingga USD 3.300 menjadi titik penentu penting bagi arah pergerakan harga selanjutnya.
Implikasi Geopolitik & Ekonomi Jangka Panjang
Ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia bukan hanya soal tarif dan angka perdagangan. Tetapi lebih luas mengenai pengaruh struktural yang dapat membentuk ulang peta ekonomi. Geopolitik global, Amerika Serikat yang mengandalkan dominasi sistem keuangan dan inovasi teknologi.
Menghadapi persaingan dari China, yang menguasai rantai pasok manufaktur dunia dan terus mengembangkan pasar domestiknya serta ekspansi ekonomi melalui inisiatif global seperti Sabuk dan Jalan. Konflik ini memaksa negara-negara lain untuk mencari peluang baru di tengah celah pasar yang ditinggalkan atau terganggu.
Kesimplan
Ketegangan perdagangan AS vs China semakin memuncak, hingga menyebabkan harga emas dunia naik menjadi USD 3.300 per troy ounce. Kedua negara memiliki ketergantungan tinggi dalam rantai pasok global yang membuat penyelesaian konflik melalui negosiasi menjadi sebuah kebutuhan sekaligus keuntungan strategis.
Forum internasional seperti G20 dan APEC menyediakan ruang untuk mediasi dan pembicaraan bilateral yang dapat meredakan ketegangan. Pengalaman kesepakatan damai seperti “Phase One Deal” pada 2020 memberikan contoh bahwa perdamaian dan kerja sama di masa depan.
Masih memungkinkan apabila kedua pihak menyadari bahwa kerugian jangka panjang akibat konflik lebih besar daripada keuntungan sesaat dari tarif tinggi. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di CRAZY CHINA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari kumparan.com
- Gambar Kedua dari metrotvnews.com